Video LPDP Dikuasai Kaum Tarbiyah, Ini Tuduhan Keji

MONITORDAY.COM - Pernyataan Prof Haedar Nashir bahwa orang semakin terbuka mengolok-olok Islam dan umat Islam di negeri Indonesia tercinta semakin terbukti.
Seraya mengelus dada, negeri yang mayoritas penduduknya muslim, bahkan tercatat sebagai negara muslim terbesar di dunia namun juga terus tersudutkan.
Ada yang berani berucap Islam agama impor, “penjajah”, dan “agama perang” dengan nada sinis dan apologi.
Menghina Alquran dan mengganti sebutan Allah dengan “yang lain”.
Bahkan, ada pejabat Publik yang berani mengatakan Tuhannya bukan orang Arab.
Lain pula yang menghina Nabi Muhammad dengan berbagai julukan buruk, bahkan disebut “pendusta” dan “berteman jin”.
Umat Islam juga dilecehkan dengan nama “kadrun” (kadal gurun) dan sebutan lain yang merendahkan.
Terbaru, jagat lini masa Twitter dihebohkan video seorang perempuan dengan narasi tudingan jika Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenlu) dulunya dikuasai orang tarbiyah.
Menanggapi video dengan judul 'LPDP Bukan Lagi Buat Tarbiyah, Imam Masjid Islamic Center of New York, Shamsi Ali pun angkat suara
"Ada yang bisa klarifikasi tentang LPDP ini? Setahu saya program ini terbuka tanpa ada sekat….video ini bisa misleading"
Direktur Utama LPDP, Andin Hadiyanto dengan tegas membantah jika Institusi yang dipimpinnya Tidak merilis video keji tersebut.
"LPDP tidak pernah keluarkan video tersebut," ucap Andin di Jakarta, Sabtu (19/2/2022).
Diketahui, beredar video pendek dengan narasi seorang perempuan yang sangat gamblang menuding LPDP ada kaitannya dengan kelompok tarbiyah.
Dia menerangkan, LPDP dibentuk untuk mewadahi pemuda pintar yang dikirim untuk kuliah di kampus terbaik di dunia.
Meski LPDP yang mengelola dana abadi sekitar Rp 70 triliun, sebanyak Rp 2-3 triliun digunakan untuk membiayai beasiswa mahasiswa asal Indonesia agar bisa kuliah di universitas top dunia.
Sebelumnya, ujar perempuan di video itu bahwa LPDP ada kaitannya dengan kelompok tarbiyah
"Masalahnya di masa lalu, kabarnya pengelola LPDB dikuasai kaum tarbiyah. Itu tuh mereka yang apa-apa agama, apa-apa agama, jadi banyak yang dikirim bukan siswa terbaik, tapi yang dianggap soleh dan beriman. Bias agamanya kentara banget. Ya banyak yang jeblok lah," kata sang perempuan membacakan narasi dengan latar belakang foto Aksi 212 di Monas.
"Sekarang pola itu diubah, Direktur LPDP saat ini, Dwi Larso menyatakan, penerima LPDB harus memperjuangkan toleransi beragama. Mudah-mudahan LPDB bisa melahirkan generasi muda Indonesia terbaik. LPDB untuk semua bukan untuk satu golongan saja," ujar narasi dalam video tersebut.
Warganet pun akhirnya gaduh dan menuding jika video tersebut dibuat sebagai upaya untuk memecah-belah dan memunculkan gerakan Islamofobia.
Tidak sedikit yang menuding jika pembuat video ingin menyingkirkan orang-orang tertentu dengan membuat tudingan fitnah.