Vaksin Gratis dan Kepentingan Khalayak

Vaksinasi menjadi strategi utama dunia dalam mengendalikan pandemi. Termasuk dalam menghadapi wabah Covid-19 yang telah menjadi pandemi global dan berdampak serius bagi masyarakat baik dari aspek kesehatan, sosial, maupun ekonomi.

Vaksin Gratis dan Kepentingan Khalayak
Presiden Joko Widodo/ presidenri.go.id

MONITORDAY.COM- Vaksinasi menjadi strategi utama dunia dalam mengendalikan pandemi. Termasuk dalam menghadapi wabah Covid-19 yang telah menjadi pandemi global dan berdampak serius bagi masyarakat baik dari aspek kesehatan, sosial, maupun ekonomi.

Strategi berlapis dan komprehensif menjadi niscaya dalam menguji, mendatangkan, memproduksi, menyimpan, dan mendistribusikan vaksin secepatnya. Kesepakatan dengan sejumlah pihak dilakukan menyertai upaya melakukan riset dan memproduksi sendiri vaksin yang efektif sekaligus terjangkau harganya.   

Terkait dengan hal tersebut Presiden Joko Widodo akhirnya telah memutuskan bahwa vaksin Covid-19 gratis sehingga seluruh jajaran kabinet, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah diinstruksikan untuk memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021.

Presiden Joko Widodo menginstruksikan dan memerintahkan kepada Menteri Keuangan untuk memprioritaskan dan merealokasi dari anggaran lain terkait ketersediaan dan vaksinasi secara gratis, sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak mendapatkan vaksin. Hal itu disampaikannya melalui siaran pers di laman resmi kepresidenan (16/12/2020).  

Hal itu sejalan dengan amanat Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yang menegaskan bahwa vaksin virus corona harus tersedia sebagai barang publik lokal. Ia menekankan semua orang harus mendapatkan akses yang sama untuk vaksin yang sedang dikembangkan para ahli tersebut.

WHO telah berdiskusi dengan para pemegang kepentingan. Hal tersebut bisa terlaksana apabila vaksin yang nantinya berhasil ditemukan menjadi barang publik.

Dikutip dari laman wikipedia, dalam ilmu ekonomi, barang publik adalah barang yang memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif. Ini berarti konsumsi atas barang tersebut oleh suatu individu tidak akan mengurangi jumlah barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya, dan noneksklusif berarti semua orang berhak menikmati manfaat dari barang tersebut.

Sebagai contoh jalan raya adalah barang publik, banyaknya pengguna jalan tidak akan mengurangi manfaat dari jalan tersebut; semua orang dapat menikmati manfaat dari jalan raya (noneksklusif); dan jalan raya dapat digunakan pada waktu bersamaan.

Istilah barang publik sering digunakan untuk merujuk pada barang yang non-eksklusif dan barang non-rival. Ini berarti bahwa tidak mungkin mencegah seseorang untuk tidak mengonsumsi barang publik. Udara dapat dimasukkan sebagai barang publik karena secara umum tidak mungkin mencegah seseorang untuk menghirupnya. Barang-barang yang demikian itu sering disebut sebagai barang publik murni.

Ragam Vaksin

Publik membanding-bandingkan antara Vaksin Sinovac dan vaksin Pfizer BioNTech. Termasuk menyoal mengapa Tiongkok mengimpor vaksin Pfizer sementara Indonesia justru mengimpor vaksin Sinovac. Banyak alasan di balik sebuah kebijakan yang harus diambil oleh negara di masa pandemi ini yang membutuhkan kombinasi antara kecepatan dan ketepatan. Lebih daripada itu publik harus mendapatkan informasi yang memadai terkait ragam vaksin.  

Tak hanya beda nama, vaksin satu dengan yang lain dapat berbeda jenisnya. Untuk vaksin Sinovac dibuat dengan menggunakan teknologi inactivated virus atau virus yang tidak aktif lagi. Teknologi ini memungkinkan vaksin dikembangkan lebih cepat. Boleh dikata ini teknologi konvensional yang telah lama ditemukan dan digunakan dalam menghadapi penyakit menular.  Pembuatannya banyak menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk dapat memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus, tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius. 

Selain itu, vaksin inactivated virus juga memungkinkan vaksin lebih mudah disimpan di lemari es dengan standar suhu 2-8 derajat Celsius dan dapat bertahan hingga tiga tahun.

Berbeda dengan platform di atas, vaksin yang menggunaan messenger RNA atau mRNA tidak menggunakan virus hidup penyebab Covid-19. Sebagaimana diulas dalam banyak artikel ilmiah, mRNA tidak pernah memasuki inti sel, tempat DNA atau materi genetik disimpan.

Vaksin ini membuat sel tubuh memproduksi protein yang memicu respons imun. Respons imun tersebut akan menghasilkan antibodi, yang melindungi diri dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh.

Menurut situs genome.gov, Messenger RNA (mRNA) adalah molekul RNA untai tunggal yang melengkapi salah satu untai DNA sebuah gen. MRNA adalah versi RNA dari gen yang meninggalkan inti sel dan bergerak ke sitoplasma tempat protein dibuat. Selama sintesis protein, organel yang disebut ribosom bergerak di sepanjang mRNA, membaca urutan basa, dan menggunakan kode genetik untuk menerjemahkan setiap triplet tiga basa, atau kodon, menjadi asam amino yang sesuai.

Vaksin mRNA Covid-19 memberikan instruksi kepada sel untuk membuat bagian yang tidak berbahaya dari protein lonjakan, yang ditemukan di permukaan virus penyebab penyakit.

Suntikan vaksin diberikan di otot lengan atas. Setelah instruksi berada di dalam sel otot, akan digunakan membuat potongan protein. Kemudian sel memecah instruksi dan membuangnya, lalu sel menampilkan potongan protein di permukaannya.

Sistem kekebalan akan mengenali, memulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi, seperti yang terjadi pada infeksi alami terhadap Covid-19. Di akhir proses, tubuh telah mempelajari perlindungan infeksi di masa depan.