MONITORDAY.COM-Pertemuan terbatas PT. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Bandung (UM-Bandung) memantapkan aliansi strategis pengembangan UM-Bandung serta pengembangan, pemberdayaan dan penguatan Badan Usaha Milik Desa Indonesia berlangsung penuh keakraban. Rektor UM-Bandung, Prof Dr H. Suyatno M.Pd mengatakan pertemuan ini membahas penguatan dan sinergi strategi kedua Institusi dalam hal pemberdayaan program-program desa.
“Apresiasi kepada BUMDES Indonesia yang sudah tepat bermitra dengan kami, karena Technopreneur University yang di usung UM-Bandung memiliki ragam program pemberdayaan masyarakat yang bersentuhan dengan program PT. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Indonesia, Insha Allah UM-Bandung dan BUMDES akan MOU pada tanggal 21 November 2019” kata Prof Suyatno kepada monitorday.com, di Hotel Horison Kota Bekasi, selasa (12/11/2019).
Menurut Prof Suyatno, Pentingnya peran Bumdes di daerah belum diikuti penanganan sigap oleh manajemen Bumdes sendiri dan pemerintah daerah. Beberapa permasalahan yang di identifikasi seperti manajemen pengelolaan produk, permodalan, SDM yang kurang terampil, pemasaran, pemenuhan standar kesehatan dan produk halal, akuntansi dan perpajakan, serta investasi. Bumdes butuh pengembangan daya saing dalam rangka terwujudnya masyarakat desa yang sejahtera dan mandiri.
“ Insha Allah, SDM UM-Bandung siap bersinergi dan membantu BUMDES Indonesia dalam rangka terwujudnya masyarakat desa yang sejahtera dan mandiri” Imbuhnya.
Kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Indonesia, Eddy Limantoro juga mengakui bahwa sinergi di perguruan tinggi sangat dibutuhkan BUMDES Indonesia. Dirinya juga menguraikan sejumlah permasalahan seperti pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama dijalankan oleh pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum membuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama. Selain itu, sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuan pemerintah sehingga mematikan semangat kemandirian.
“Bumdes lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Cara kerja Bumdes adalah menampung kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang dikelola secaran profesional, namun tetap bersandar pada potensi asli desa. Hal ini dapat menjadikan usaha masyarakat lebih produktif dan efektif” ucapnya
Prof Suyatno kembali menegaskan, Untuk mencapai tujuan “masyarakat desa yang sejahtera dan mandiri”, tentu saja dibutuhkan sinergitas banyak pihak, termasuk peran perguruan tinggi. Pada model pengembangan Bumdes ini, perguruan tinggi sebagai basis ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut memberi peran dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui penerapan Iptek bagi masyarakat.
“Sinergi ini menegaskan posisi UM-Bandung tidak hanya mendukung PT Badan Usaha Milik Desa (BUMDES )Indonesia, sesungguhnya tujuan UM-Bandung jauh kedepan yakni menyokong program pemerintah dalam Nawacita yang ketiga, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa” pungkas Prof Suyatno.