TKN Jokowi-Ma'ruf Minta Prabowo-Sandi Jujur Akui Prestasi Pemerintah Jokowi

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seharusnya mengakui prestasi yang ditorehkan Presiden Joko Widodo terkait masifnya pembangunan Tol Trans Jawa.

TKN Jokowi-Ma'ruf Minta Prabowo-Sandi Jujur Akui Prestasi Pemerintah Jokowi

MONITORDAY.COM - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seharusnya mengakui prestasi yang ditorehkan Presiden Joko Widodo terkait masifnya pembangunan Tol Trans Jawa.

Hal itu ia katakan berdasarkan data pemerintah bahwa pembangunan jalan tol pada empat tahun pemerintahan Jokowi mencapai tiga kali lipat jika dibandingkan era pemerintahan Presiden Soeharto.

"Perlu kejujuran bagi Prabowo-Sandiaga untuk mengakui prestasi yang telah diperbuat oleh Pemerintahan Jokowi membangun tol Trans Jawa," ujar Ace dalam keterangannya, Jumat (21/12/2018).

Politikus Partai Golkar itu tak heran bila kubu Prabowo-Sandiaga tidak mau mengakui keberhasilan Jokowi membangun tol Trans Jawa. Sebab, ia menilai Prabowo-Sandiaga belum memiliki prestasi tersendiri untuk dibanggakan kepada masyarakat.

"Inilah kalau pihak yang tidak memiliki klaim prestasi, tapi untuk mengakui keberhasilan prestasi orang lain saja sulit untuk menerimanya," tambahnya.

Selain itu, Ace pun mengeluhkan kubu Prabowo-Sandiaga yang kerap melontarkan pernyataan tanpa adanya fakta dan data.

Ia lantas menjabarkan bahwa jarak dari Merak, Banten hingga Pasuruan, Jawa Timur sepanjang 933 kilometer. Lebih lanjut, kata dia, 242 dari 933 kilometer pembangunan tol trans Jawa tersebut dibangun pada periode 1978-2004.

"Lalu sepanjang 616 kilometer, dibangun pada periode 2015-2018 atau pada saat pemerintahan Jokowi," ungkap Ace.

Ace sendiri mengakui bahwa perencanaannya tol trans Jawa itu sudah dilakukan sejak lama di era pemerintahan sebelumnya. Meski begitu, ia mengatakan hanya Jokowi yang mampu mengeksekusi kebijakan tersebut secara masif.

"Tapi kemampuan untuk melakukan implementasi dan eksekusi kebijakan, ini memerlukan kepemimpinan yang tak hanya bicara, tapi bekerja. Pak Jokowi telah mampu mengimplementasikan dengan baik," tandasnya.