Tetap Hidup Walau Sudah Mati

Tetap Hidup Walau Sudah Mati
Sumber gambar: inilah koran

MONITORDAY.COM - Dan janganlah kamu mengatakan bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, mereka tetap hidup akan tetapi kalian tak menyadarinya. (QS. Al Baqarah: 154)

Ayat ini berisi penghargaan dan balasan Allah SWT terhadap para syuhada yang gugur di medan jihad. Allah SWT menyuruh kita agar tidak menganggap mereka sudah mati. Namun mereka tetap hidup di dimensi yang berbeda dengan kita. 

Pemahaman umum kita terhadap ayat di atas bahwasanya ruh orang yang syahid tetap hidup bersama kita. Hanya saja kita yang tak dapat merasakannya. Tentu saja para ruh tersebut hidup dengan penuh kenikmatan. Balasan atas kesyahidannya. 

Namun saya ingin menawarkan pemahaman lain tanpa menyalahkan pemahaman umum di atas. Boleh jadi ada makna lain yang bisa kita ambil dari ayat di atas. 

Para syuhada itu memang jasadnya telah wafat. Jasmani mereka bisa jadi sudah tak lagi bernyawa. Namun nama mereka tetap hidup di hati generasi setelahnya. 

Kenyataannya sampai hari ini kita masih sering menyebut-nyebut sahabat nabi yang gugur seperti Hamzah bin Abdul Muthalib atau Mush'ab bin Umair. Kita juga masih sering menyebut Soekarno, Hatta, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien dan pahlawan lainnya walau mereka semua telah tiada. 

Boleh jadi inilah makna bahwa para pahlawan itu akan tetap hidup walau telah mati. Sayangnya tidak semua pahlawan dikenal oleh masyarakat. Boleh jadi dalam setiap perjuangan, banyak yang wafat namun tidak dikenal siapa mereka. Padahal mereka juga pahlawan bangsa. 

Bagi mereka yang tidak dikenal, walaupun penduduk bumi tidak kenal mereka, namun penduduk langit tetap kenal mereka. Di dunia boleh jadi mereka sepi dari sorak Sorai pujian. Namun di alam akhirat Allah SWT akan membalas jasa mereka. 

Giliran pendahulu kita telah usai. Kini tiba giliran kita untuk meneruskan jejak kebaikan mereka. Apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan, apakah kita akan tetap hidup walau sudah mati? Atau mati setelah mati?