Teror di Episentrum Pemberitaan

Teror secara sederhana memang berusaha untuk menarik perhatian luas akan pesannya dan menimbulkan ketakutan massal.

Teror di Episentrum Pemberitaan
Teror do depan kompleks parlemen Inggris, di Westminster, London (Sputnik News)

MONDAYREVIEW.COM – Teror kembali melanda Eropa. Kali ini yang mendapatinya adalah di depan kompleks parlemen Inggris, di Westminster, London. Pelaku penyerangan dilaporkan mengemudikan mobil dengan membabi buta dan menabrak pejalan kaki jembatan di Westminster, London, lalu menabrakkan diri ke pagar pembatas.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengecam aksi teror tersebut dan menyakini ada skenario pemilihan lokasi di depan kompleks parlemen Inggris, di Westminster, London.

“Lokasi itu bukan sebuah kebetulan. Teroris memilih menyerang di jantung ibu kota kami, di mana orang dari segala kebangsaan, agama, dan kebudayaan datang bersama untuk merayakan nilai-nilai kebebasan, demokrasi, dan kebebasan berpendapat,” ungkap May sebagaimana dilansir Reuters.

Tak pelak aksi teror ini mendapatkan pemberitaan secara global. Eropa sebelumnya pernah diguncang dengan aksi teror seperti yang terjadi di negara Prancis pada November 13 November 2015 dan pada Bastille Day 14 Juli 2016. Kedua aksi teror tersebut selain menelan korban jiwa juga menjadi pemberitaan yang terus disulam berhari-hari kemudian.

Jakarta pernah pula menjadi lokasi aksi teror. Hal itu terjadi pada 14 Januari 2016 bertempat di Jalan M.H. Thamrin yang prestise.

Teror secara sederhana memang berusaha untuk menarik perhatian luas akan pesannya dan menimbulkan ketakutan massal. Ketakutan itu tidak hanya dialami oleh mereka yang berada di sekitar lokasi kejadian, melainkan mereka yang berpuluh kilometer jauhnya. Maka teror yang terjadi di lokasi strategis akan menimbulkan efek echo yang menyebar.

Arus balik memang sempat muncul dari warga. Di Inggris dengan #WeAreNotAffraid, di Jakarta dengan #KamiTidakTakut. Boleh dibilang arus balik tersebut merupakan reaksi dari warga masyarakat bahwa mereka tidak gentar dengan aksi teror yang dilakukan serta pesan yang disampaikan teroris tidak layak untuk dicerna.