Memburu Pembakar Halte Bunderan HI
Narasi TV dengan teknologi AI berhasil memperjelas wajah pelaku yang memudahkan aparat untuk mengidentifikasinya.

MONDAYREVIEW.COM – Investigasi dan penyelidikan terkait pelaku vandalisme berupa pembakaran halte busway di Bunderan HI terus berlanjut. Tak hanya kepolisian yang melakukannya, pihak independen pun juga tak kalah jeli dalam mengungkap kasus ini. Narasi TV sebuah tv berbasis daring yang digawangi oleh Najwa Shihab dan Zen RS berhasil menemukan titik terang. Melalui beragam sumber yang berhasil dikumpulkan yakni CCTV di lokasi kejadian, video-video tiktok, gambar di instagram, gambar hasil jepretan jurnalis, terungkap pelaku-pelaku pembakaran halte yang berbaju hitam dan mengenakan masker.
Narasi TV dengan teknologi AI berhasil memperjelas wajah pelaku yang memudahkan aparat untuk mengidentifikasinya. Pada 12 Oktober 2020 Polda Metro Jaya berhasil menangkap sejumlah orang yang diduga kuat melakukan pelaku pembakaran. Sayangnya diantara yang tertangkap, tidak ada satupun yang cocok dengan hasil investigasi narasi tv. Menanggapi hal tersebut, humas Polda Metro Jaya mengatakan penyelidikan belum selesai dan masih terus berkembang. Pihak kepolisian juga menyatakan bahwa hasil investigasi narasi TV akan dijadikan bahan untuk pengembangan kasus ini.
Tentu saja public harus tetap menjaga agar tidak asal menuduh siapa dalang dibalik aksi vandalism tersebut. Dalam hukum dikenal asas praduga tak bersalah, artinya sebelum ada bukti yang kuat, maka hendaknya setiap orang dianggap tak bersalah. Biarkan polisi bekerja menyelidiki dan mengungkapkan fakta terkait kasus ini. Namun sudah bukan rahasia umum bahwa dalam sebuah aksi apalagi yang melibatkan massa yang sangat banyak pasti ada penumpang gelap di dalamnya. Penumpang gelap ini bertujuan untuk mencoreng aksi tersebut sehingga akan menimbulkan antipati di masyarakat. Hal ini cukup berhasil pada aksi yang berlangsung 8 Oktober 2020 yang bertujuan menolak omnibus law.
Adanya penumpang gelap merupakan cara-cara keji yang tak sepantasnya dilakukan di negara demokrasi. Namun dalam politik seolah semua hal dihalalkan demi meraih tujuan. Agar tidak terulang kembali penumpang gelap ini, maka perlu tindakan tegas dari aparat sebagai bukti bahwa pemerintah tegas terhadap para pelaku pengrusakan. Jangan sampai ada kecurigaan di masyarakat bahwa pelakunya adalah aparat sendiri. Sebuah kecurigaan yang akan menimbulkan gejolak baru. Penumpang gelap ini selalu ada dalam setiap aksi, kita bisa melihat pola yang sama dalam aksi malari yang terjadi pada masa orde baru.
Tentu saja masyarakat mesti bersabar dan tidak menebar tuduhan sembarangan soal siapa dalang di balik aksi ini. Pemerintah juga harus sigap dan berkomitmen untuk membongkar tuntas sampai ke akar-akarnya siapa dalang di balik penumpang gelap tersebut. Jika pemerintah berhasil membongkar kejahatan tersebut, maka kepercayaan masyarakat akan didapat. Sebaliknya jika pemerintah lambat dan terkesan menutup-nutupi, maka aparat pemerintah boleh jadi akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat.