Teknologi Finansial, Kredit Konsumsi dan Kredit Modal Usaha
Teknologi Finansial memiliki peluang untuk lebih berperan pada momentum lebaran untuk menggenjot kredit konsumsi dan modal usaha
MONDAYREVIEW- Lebaran sebentar lagi, kebutuhan dana konsumsi meningkat untuk memenuhi hajat terkait momentum Hari Raya ini. Kemana mencari pinjaman bila dana yang tersedia tak mencukupi? Dulu mungkin alternatif paling populer dilakukan masyarakat dengan memanfaatkan jasa pegadaian. Namun hari ini, pinjaman bisa dilakukan untuk jumlah tertentu dengan memanfaatkan jasa teknologi finansial.
Peningkatan penyaluran kredit konsumsi tersebut salah satunya dialami oleh platform Uang Teman. Deputi CEO Uang Teman, Rio Quiserto, mengatakan penyaluran pembiayaan Uang Teman mencapai 25-30 persen. Sebagaimana dikuti Pikiran Rakyat.com pada (31/5). Rio mengatakan, penyaluran kredit tersebut ada dua yaitu untuk pegawai dan pelaku usaha. Sebanyak 70 persen pembiayaan Uang Teman disalurkan untuk pegawai.
Bagaimanapun kredit konsumsi memang diperlukan untuk menggerakkan ekonomi suatu negara. Bila tak banyak orang yang berbelanja maka sektor produksi dan perdagangan pun akan lesu. Memang pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh laju konsumsi sangat rentan terhadap gejolak. Maka keseimbangan antara konsumsi dan produksi terutama komoditas ekspor harus dijaga. Untuk itulah kehadiran Teknologi Finansial dibutuhkan baik untuk mendukung pembayaran, pembiayaan kredit konsumsi, dan yang terpenting adalah pembiayaan kredit modal usaha.
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah mendapat angin segar dengan kehadiran teknologi finansial. Teknologi berbasis digital ini mampu memberikan solusi dalam bisnis sehingga lebih banyak fihak dapat terhubung dan terlibat dalam kegiatan ekonomi. Pembayaran, permodalan, pemasaran, distribusi, dan berbagai aktivitas bisnis bisa dirancang, dikomunikasikan, dikendalikan, dan dipantau dengan dukungan teknologi informasi.
Banyak pelaku UMKM yang belum bankable dapat dilibatkan dalam transaksi bisnis dengan kehadiran teknologi digital dan teknologi finansial. Pada akhirnya setelah terlibat dan mendapatkan edukasi, para pelaku UMKM dapat memanfaatkan dan menjadi nasabah bank. Padahal peran UMKM terhadap PDB nasional sebesar 57,6 persen. Tak hanya itu, UMKM menyerap tenaga kerja sekitar 96,7 persen dari total pekerja di Indonesia.
Menurut OJK, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 59,3 juta unit usaha atau 99,9 persen dari jumlah unit usaha yang ada. Bahkan, 15,7 persen ekspor Indonesia dikontribusikan oleh produk UMKM. Data ini menunjukkan potensi yang luar biasa bagi UMKM untuk menggerakkan perekonomian nasional. Lebih daripada itu, UMKM menjadi sektor yang kuat menghadapi guncangan ekonomi.
Teknologi Finansial memberi peluang bagi UMKM untuk mengatasi kendala yang dihadainya. Sebut saja dalam masalah pemasaran dan permodalan. Kehadiran e-commerce dapat membuka pasar yang lebih luas bagi UMKM dengan kerjasama berbasis teknologi dengan penyelenggara marketplace. Indonesia saat ini menjadi pasar terbesar bisnis online di Asia-Pasifik.