Tekan Impor Sapi, Program Sikomandan Kementan Terus Berjalan di Tengah Pandemi

Salah satu upaya menggenjot dan meningkatkan populasi sapi lokal adalah melalui optimalisasi program inseminasi buatan secara massal yang telah dilakukan dari tahun 2017 hingga kini.

Tekan Impor Sapi, Program Sikomandan Kementan Terus Berjalan di Tengah Pandemi
Ilustrasi/ ANTARA FOTO/Wahyu Putro

MONITORDAY.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkomitmen untuk mengurangi dominasi impor sapi dan kerbau di Indonesia. Salah satu upaya yang dikerjakan yakni dengan menggenjot populasi sapi dan kerbau lokal melalui program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan). 

“Salah satu upaya menggenjot dan meningkatkan populasi sapi lokal adalah melalui optimalisasi program inseminasi buatan secara massal yang telah dilakukan dari tahun 2017 hingga kini,” kata Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis, Kamis (21/05/2020). 

Menurut Syahrul, program Sikomandan yang berfokus pada inseminasi buatan massal ini mulai memperlihatkan hasil menggembirakan. Tercatat hingga (17/05/2020), total sapi akseptor sebanyak 1.579.158 ekor (63,29 persen) dari target tahun 2020 sebanyak 2.495.007 ekor.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita mengatakan, jumlah total kehamilan sapi selama tahun 2020 juga mengalami peningkatan. Tercatat jumlah sapi yang hamil sampai (17/05/2020), sebanyak 884.661 ekor atau mencapai 50.35 persen dari target 1.757.130 ekor.

“Ini bukti kerja keras para petugas Inseminasi Buatan(IB) dan petugas kesehatan hewan di lapangan,” ujar Ketut dalam keterangan tertulis, Kamis, (21/05/2020).

Lebih lanjut, Ketutu menjelaskan, jumlah kelahiran kumulatif sapi dan kerbau hingga dengan (17/05/2020). Tercatat ada kelahiran sebanyak 834.213 ekor atau 33,82 persen dari sasaran 2.466.522 ekor.

Dia pun meyakini, jumlah ini akan terus meningkat paralel dengan pelaksanaan program. Untuk menetapkan hal tersebut, koordinasi antara sentra, daerah dan peternak terus dilaksanakan jajarannya melalui daring. Diharapkan, pada akhir tahun 2020, target jumlah kelahiran sapi dan kerbau dapat terpenuhi sehingga impor sapi maupun kerbau bisa ditekan.

Selain itu, Ketut mengapresiasi dinas-dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan, serta para petugas lapangan inseminator dan pemeriksa kehamilan yang terus bekerja memberikan pelayanan kepada peternak sapi. Mereka konsisten mengamati protokol kesehatan.

Pada situasi pandemi dikala ini, diakui tak gampang bagi segala orang. Namun, jajaran Kementan akan terus berkoordinasi agar kendala di lapangan dapat terselesaikan, termasuk persoalan ketersediaan dan distribusi semen beku, N2 cair dan kontainer untuk para petugas IB di lapangan.