Tantangan Menkes : Distribusi Vaksin, Testing-Tracing, dan Penambahan Kapasitas RS

Tantangan Menkes : Distribusi Vaksin, Testing-Tracing, dan Penambahan Kapasitas RS
Menkes Budi Gunadi Sadikin/ kemenkes

MONITORDAY.COM - Indonesia harus mewaspadai perkembangan pandemi di bulan Pebuari 2021. Di satu sisi, Menteri Kesehatan harus membereskan banyak hal terutama menyangkut pandemi yang masih terus menanjak angka penularan dan kematian akibat Covid-19. Pada saat yang sama tentu layanan kesehatan pada umumnya juga harus diptimalkan.

Data hingga Minggu (31/1/2021) menurut situs resmi covid19.go.id menunjukkan angka kasus aktif 175.095 orang. Sementara jumlah yang meninggal 29.998 jiwa. Dengan demikian diperkirakan pada awal Pebruari ini angka total pasien Covid yang meninggal akan mencapai 30 ribu jiwa. Sebuah angka absolut yang sangat mengkhawatirkan dikaitkan dengan kemungkinan kesalahan strategi testing dan keterbatasan kapasitas layanan kesehatan.  

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Pemerintah baru akan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat umum pada April 2021. Pemerintah memprioritaskan vaksinasi untuk tenaga kesehatan hingga akhir Februari. Lalu vaksinasi akan dilakukan kepada tenaga pelayanan publik pada Maret-April. Di akhir April atau pertengahan April, kita sudah bisa membuka terhadap seluruh penduduk Indonesia untuk dilakukan vaksinasi.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui strategi testing yang dijalankan pemerintah selama ini untuk menangani pandemi virus corona (Covid-19) salah sasaran.

Terkait testing dan tracing, Budi mengatakan seharusnya testing dalam masa pandemi digencarkan kepada orang-orang yang suspek. Bukan pada orang yang akan bepergian. Data menunjukkan jumlah tes yang banyak tidak berbanding lurus dengan penurunan angka penularan. Besar kemungkinan banyak tes yang salah sasaran termasuk pada dirinya yang harus tes swab setiap kali menemui Presiden.

WHO menargetkan jumlah tes per minggu suatu wilayah adalah 1 banding 1.000 populasi. Dengan rasio tersebut maka Indonesia harus menggelar 267 ribu tes setiap pekan. Pada tanggal 10 Januari 2021, jumlah orang yang diperiksa mingguan sudah mencapai angka 290.764 orang atau sudah melebihi target WHO sebesar 107,69 persen.

Penambahan kapasitas Rumah Sakit dan tenaga kesehatan juga menjadi tantangan Menkes. Lonjakan kasus terlihat belum juga mereda. Bahkan trennya cenderung mengkhawatirkan. Banyak pasien yang tak tertangani dengan baik. Tak hanya kekurangan ruang ICU khusus untuk Covid, banyak RS kewalahan karena tak mampu menampung pasien Gawat Darurat.

Di beberapa daerah keterisian tempat tidur untuk ICU dan isolasi per 2 Januari sudah melebih 70%. Ini di antaranya terjadi di DKI Jakarta, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Kementerian Kesehatan meluncurkan aplikasi bernama SIRANAP RS (Sistem Informasi Rawat Inap RS Rujukan Covid-19). Dengan aplikasi ini, masyarakat sekarang bisa mengecek ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU (Intensive Care Unit) Covid-19 di rumah sakit seluruh Indonesia.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Azhar Jaya, produk ini dibuat oleh Kemenkes sendiri.  Aplikasi ini sudah mencakup data untuk semua rumah sakit. Mulai dari rumah sakit negeri, swasta, hingga rumah sakit milik TNI, Polri, maupun BUMN.

Indonesia juga harus berkaca pada kejadian dan penanganan Covid di beberapa negara termasuk India, Pakistan, dan Filipina. India diperkirakan telah mampu melandaikan angka kasus Covid bersamaan dengan kemungkinan terbentuknya herd immunity di beberapa distrik yang paling parah dihantam pandemi. Hal ini tentu harus dicegah agar jangan sampai terulang di Indonesia.

Pakistan juga sedang mengalami ‘tsunami’ lonjakan kasus. Dengan jumlah penduduk yang besar dan hampir sama dengan Indonesia, Pakistan menjadi salah satu cermin bagaimana kondisi terburuk bisa terjadi dan mengakibatkan banyaknya korban yang tak mampu tertangani dengan baik. Demikian dilaporkan CNN.

Di Pakistan kini ruang ICU Covid-19 penuh, dan lebih banyak pasien menunggu di ambulans di luar. Penuh, pasien yang menunggu, keluarga yang menderita, pasien di rumah, pasien yang sakit di rumah, pasien dengan oksigen,  tidak tersedia  ruang di rumah sakit.

Sebuah tanda di Rumah Sakit Karachi terlihat menujukkan bahwa mereka telah berhenti menerima pasien Covid-19 karena semua tempat tidur ICU penuh. Sejauh ini, Pakistan secara resmi telah mencatat lebih dari setengah juta kasus Covid-19, dan lebih dari 11.600 kematian terkait - meskipun pejabat kesehatan mengatakan kepada CNN bahwa pengujian tidak cukup untuk mencerminkan gambaran sebenarnya.

Pakistan telah mendapatkan 1,2 juta dosis dari Sinopharm China, dengan 500.000 diharapkan tiba akhir pekan ini, tetapi mereka hampir tidak akan berhasil dalam memvaksinasi populasi negara yang berpenduduk 216 juta itu. Petugas kesehatan di kota-kota besar akan mulai menerima suntikan minggu depan, dan negosiasi sedang dilakukan untuk vaksin dari produsen lain, kata Asad Umar, kepala Pusat Komando dan Operasi Nasional Pakistan.