Presiden Minta BKKBN Gunakan Metode Baru Pendampingan Keluarga

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggunakan cara-cara baru untuk melakukan pendampingan dan penyuluhan terutama terhadap keluarga muda.
Hal tersebut disampaikan Presiden dalam acara Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Bangga Kencana Tahun 2021, di Jakarta Kamis (28/1/2021).
Presiden mengatakan, saat ini yang menjadi sasaran penyuluhan dan pendampingan adalah keluarga yang melek digital dan menggunakan gadget, oleh karena itu metode yang digunakan juga harus disesuaikan.
"Mereka semua punya gawai, punya gadget, semua punya HP dan sering melihat HP, aktif di media sosial, oleh karena itu metode komunikasi BKKBN juga harus berubah, harus berkarakter kekinian, penyampaian-penyampaian informasi menggunakan media-media yang kekinian," kata Presiden Jokowi.
Menurut dia, langkah tersebut harus ditempuh mengingat peran BKKBN dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas sangat penting. Dengan baiknya kualitas setiap keluarga maka dapat dipastikan rakyat Indonesia hidup secara sejahtera.
"Keluarga adalah tiang negara jika setiap keluarga hidup secara berkualitas maka Indonesia juga akan sejahtera," tambahnya.
Menurut Presiden, adanya penyuluh Keluarga Berencana (KB) yang merupakan perpanjangan tangan dari BKKBN dapat membuat kualitas keluarga menjadi lebih baik. Karena, masyarakat dapat dibina dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas.
"Saya melihat kehadiran kader-kader penyuluh KB di kampung dan desa bukan untuk pengendalian kependudukan semata. Tetapi memiliki tujuan besar dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga di tingkat kampung dan desa," katanya.
Menurut dia, peran dari kader tersebut harus dapat ditingkatkan dari yang semula hanya dua yakni memberikan nasihat tentang jarak kehamilan ideal. Dan jumlah anak yang sesuai dengan kondisi perekonomian dari orang tua.
Seiring dengan perkembangan jaman, perannya kader KB harus mampu memberikan konsultasi terhadap upaya membangun ketahanan keluarga di tingkat desa atau kampung.
"Maksudnya dapat memberikan masukan terhadap keluarga yang berkaitan dengan bidang ekonomi dan kesehatan secara berkala kepada masyarakat," Kata Presiden Jokowi.
Menuruut dia, hal tersebut penting karena dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan mengalami bonus demografi. Artinya, banyak angkatan kerja dengan usia muda dalam negeri yang siap bekerja di berbagai sektor.
"Jadi kader KB harus dapat memberikan bimbingan mulai dari gizi kualitas bagi anak, sanitasi lingkungan, akses pendidikan, kesehatan dan sumber-sumber pendapatan lainnya," demikian kata Presiden Jokowi.