Tak Butuh Baliho hingga Survey, Jokowi Dinilai Berhasil Jinakkan Covid-19

MONITORDAY.COM - Presiden Jokowi dinilai paling sukses menjinakkan masa pandemi. Hal ini diungkapkan oleh Joshua Kurlantzick di https://www.cfr.org/blog/indonesia-finally-may-have-turned-corner-covid-19 dengan judul "Indonesia Finally May Have Turned a Corner on COVID-19"
Menurut Kurlantzick, Indonesia terkena imbas wabah COVID-19 terburuk di Asia, dan bahkan di dunia. Pada awal Agustus, gelombang kedua COVID-19 yang melanda nusantara diperkirakan telah menyebabkan sekitar lima puluh ribu kematian dalam beberapa minggu, dengan jumlah total infeksi dalam jutaan.
Beberapa minggu sebelumnya, Indonesia telah dinyatakan sebagai salah satu episentrum virus dunia, dan Indonesia pun berjuang untuk menemukan cukup oksigen, tempat tidur rumah sakit, dan kebutuhan lainnya untuk pasien COVID.
Awalnya, Jokowi dan sejumlah pejabat dinilai belum sepenuhnya kompas soal pandemi ini. Banyak pemberitaan yang menjadi perhatian bersama. Namun semua itu menjadi pembelajaran dan evaluasi penting yang diambil oleh jajaran pemerintahan Jokowi.
Awalnya, sempat menuai kecaman hingga cercaan yang dilontarkan kepada Presiden Jokowi karena menetapkan pembatasan yang ketat.
Suasanapun di warnai pemandangan yang mencekam pada kuartal III-2021, situasi pandemi malah sangat gawat. Hampir tiap hari bunyi ambulance bergema sehingga parade kematian pun membuka mata publik.
Begitu gawatnya hingga pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk wilayah Jawa-Bali pada 3 Juli 2021.
Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien positif corona di Indonesia bertambah 1.543 orang per hari.
Namun semua itu berubah, persentase kasus positif covid-19 di Indonesia, untuk kali pertama, berada di bawah ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau WHO.
WHO menetapkan kasus corona di sebuah negara terkendali jika positivity rate-nya berada di 5 persen atau di bawahnya.
Angka positivity rate didapatkan dari jumlah kasus harian dari jumlah pemeriksaan harian dikali 100.
Bulan Juli, ketika Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kasus covid-19 tertinggi di Asia, dengan tingkat positif mencapai 33,4 persen.
Pencapaian ini patut disyukuri mengingat pada 1 Oktober 2021, Organisasi Kesehatan Dunia mencatat pasien positif corona di Negeri Singapura bertambah 2.478 orang dalam sehari.
Ini adalah rekor kasus harian tertinggi sepanjang pandemi virus corona di sana.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif corona di Singapura bertambah 1.952 orang per hari, lebih tinggi dibandingkan Indonesia.. Melonjak dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yakni 1.145 orang setiap harinya.
Sementara laju pertumbuhan kasus positif harian di Singapura dalam sepekan terakhir adalah 2,2% per hari. Lebih cepat dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 1,46% saban harinya. Laju pertumbuhan kasus di Singapura juga lebih cepat ketimbang Indonesia.
Kemudian mari kita tengok Malaysia. WHO mencatat pasien positif corona di Negeri Harimau Malaya pada1 Oktober 2021 bertambah 12.735 orang dalam sehari.
Dalam tujuh hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 12.717 orang per hari. Turun dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yakni 15.275 orang setiap harinya tetapi masih jauh lebih tinggi ketimbang Indonesia.
Sementara rata-rata pertumbuhan kasus harian dalam seminggu terakhir adalah 0,58% per hari. Melambat dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yang sebesar 0,73%. Namun lagi-lagi, Indonesia jaub lebih rendah.
Kendati demikian, kita tidak boleh cepat puas, protokol kesehatan tetap dijalankan. Jangan kendor mengikuti 5 M sesuai anjuran pemerintah.