Tahun Pemilu, Haedar Nashir Ingatkan Agar Berpolitik dengan Akhlak Mulia

Dalam menyambut tahun politik 2019, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan agar para elit untuk berpolitik dengan akhlak mulia. Berpolitik dengan santun, tidak mengujat dan mencaci.

Tahun Pemilu, Haedar Nashir Ingatkan Agar Berpolitik dengan Akhlak Mulia
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/istimewa

MONITORDAY.COM – Dalam menyambut tahun politik 2019, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan agar para elit untuk berpolitik dengan akhlak mulia. Berpolitik dengan santun, tidak mengujat dan mencaci.

“Kita sebagai muslim menggunakan nilai-nilai mulia yang diajarkan agama. Kampanye dengan hikmah dan mauizah hasanah. Rebut hati orang, bukan dengan mencaci maki,” kata Haedar, seperti dikutip dari suaramuhammadiyah, Rabu, (2/1).

Dia mengatakan, agar hendaknya dinamika politik di tahun pemilu ini disikapi tidak dengan berlebihan. Karena menurutnya, politik adalah urusan muamalah duniawiyah. Prinsipnya ibahah atau boleh, tidak diatur secara rigid di dalam nash. Politik dibutuhkan dalam mengatur urusan dan mendistribusikan keadilan.

Haedar juga mengatakan, bahwa politik mempunyai porsinya tersendiri, siapa saja yang tugasnya langsung terjun kedalamnya, dan siapa saja yang sifatnya berpolitik di luar pemerintahan untuk mengingatkan.  

“Muhammadiyah itu ormas. Bukan partai. Tugasnya berbeda dengan parpol, antara partai dan ormas memiliki peran serta tugas yang berbeda,” tuturnya.

Dalam politik, kata Haedar, pasti ada pihak yang menang dan yang kalah. Karena itu kata Dia, siapapun yang nantinya menang ataupun kalah harus menerimanya. Yang menang harus menjalankan amanah dengan baik, dan yang kalah harus bisa menerima dan menghormati hasil dari demokrasi.

Karena itu, Haedar mengatakan, hal yang juga perlu menjadi perhatian bersama di dalam mengadapi tahun politik ini adalah soal ukhuwah dan kebersamaan. Tiada bangsa besar tanpa persatuan,” tegasnya.

Selain itu, Haedar juga mengingatkan, agar menghadapi tahun dengan bekal ilmu. Dalam menghadapi apa pun, harus dengan ilmu. Islam sejak awal menggaungkan spirit ilmu. Wahyu pertama justru berisi perintah membaca.

Umat Islam sebagaimana yang disebut dalam al-Quran, juga harus menjadi khairu ummah. Menjadi syuhada ala al-nas. Pelaku kebaikan. Menjadi contoh teladan bagi umat lainnya,” ucapnya.

Meski begitu, kata Dia, umat Islam tidak perlu untukk terlena dengan tahun politik. Menurutya, umat Islam harus berpacu membangun pusat-pusat keunggulan. Karena dengan itulah, Islam bisa kembali menjadi umat yang berkualitas dan diperhitungkan.

“Perjuangan amal shaleh tidak hanya bisa dilakukan melalui bidang politik. Masih ada banyak bidang yang lain yang sama mulianya dan perlu diberi perhatian,” pungkas Haedar.