Jelang Pilkada, Pemuda Muhammadiyah Ingatkan Politisi Jaga Akhlak
Politik Kebangsaan harus digemakan agar tujuan berbangsa tidak dicampakkan dalam proses berdemokrasi. Khittah Kahayan menjadi koridor bagi politik kebangsaan untuk merawat proses politik di tengah hingar bingar kepentingan sesaat.
MONITORDAY.COM -- Indonesia sedang memasuki tahun politik, Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Pemuda Muhammadiyah mengingatkan politisi agar mengedepankan akhlak mulia dalam menjalankan politiknya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pihaknya telah membuat garis acuan bagi kader Muhammadiyah dalam menjalankan peran politiknya, yang diberi nama Khittah Kahayan.
Khittah Kahayan berisi pesan-pesan bagaimana politik seharusnya dijalankan. Selain untuk kader, Khittah Kahayan juga dipesankan kepada para politisi negeri ini.
"Khittah Kahayan itu mendorong akhlak atau seperti apa akhlak politik kebangsaan. Harus dibedakan, politik kebangsaan beda dengan politik praktis," kata Dahnil di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).
Ada empat nilai politik kebangsaan, kata Dahnil. Pertama nilai tauhid, politik harus dimaknai sebagai ekspresi dalam rangka merawat ketauhidan.
'Kalau kata Ibnu Taimiyah politik itu menjaga agama dan menyiasati dunia. Dia harus jadi manifestasi ketauhidan," imbuh Dahnil.
Kedua, jelas Dahnil, politik harus punya dimensi ubudiyah (ibadah). Politik tak lain adalah sarana beribadah kepada Allah.
Kemudian, politik harus dimaknai sebagai sarana manusia untuk mengupayakan kemaslahatan bagi masyarakat.
"Keempat politik punya nilai dakwah. Semangat pemuda Muhammadiyah sangat Amar Maruf nahi Munkar harus diwujudkan dalam politik kebangsaan Pemuda Muhammadiyah," jelas Dahnil.
Khittah Kahayan dirumuskan pada Tanwir II (Rakernas) Pemuda Muhammadiyah yang digelar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada akhir November tahun lalu. (Suandri Ansah)