Sutopo : Kegigihan Diantara Bencana dan Kanker

Bagi Jokowi, Sutopo memiliki dedikasi yang sangat tinggi bagi banyak orang. Seperti salah satu ucapan Sutopo saat keduanya bertemu beberapa waktu lalu. “Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain ”, tulis Jokowi kembali mengingat saat pertemuan tersebut.

Sutopo : Kegigihan Diantara Bencana dan Kanker
Presiden Jokowi bersama Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/10/2018). (Foto: Antara/Wahyu Putro)
Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain

 

INDONESIA kembali kehilangan putra terbaiknya, berita itu datang dari salah satu rumah sakit di Guangzhou China. Pada Minggu, 7 Juli 2019 dini hari waktu setempat, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghembuskan nafas terakhirnya setelah berjuang menghadapi penyakit kanker paru-paru yang dideritanya selama ini.  

Bagi dunia kebencanaan Indonesia sosok Sutopo sangatlah familiar. Karena beliau menjadi orang yang pertama dicari oleh rekan media kala ada sebuah bencana yang terjadi di Indonesia. Sebagai Kepala Humas di salah satu badan negara yang berkaitan bencana, maka segala informasi awal dan perkembangan bencana darinya kerap menjadi referensi bagi media maupun masyarakat Indonesia.   

Beberapa catatan kegigihan Sutopo dalam memberikan kontribusi bagi bangsa ini, salah satu memberikan informasi situasi dan kondisi teranyar dari beberapa bencana yang terjadi di Negeri yang terletak dalam zona ‘ ring of fire’ atau cincin api ini. Diantaranya saat bencana tsunami melanda pulau Sumatera dan Jawa yang terjadi bulan Desember serta gempa Lombok pada Agustus 2018 silam. Meski saat itu, sejak Januari 2018 Sutopo telah divonis mengalami kanker paru-paru stadium 4b tetapi tidak mengendorkan aktivitasnya untuk memberikan informasi yang cepat terkait kedua bencana tersebut. Sutopo tetap setia untuk segera memberikan informasi melalui media sosialnya dan sering kali masih melakukan jumpa pers meski sudah larut malam untuk menyampaikan perkembangan penanganan bencana.  

Inilah yang membuat beberapa media asing menjadikan sosok ini sebagai topik pemberitaan, salah satunya, New York Times yang pernah mengutus salah satu wartawannya,  Richard C. Paddock  untuk mewawancarai Sutopo pada 28 Desember 2018 lalu. Hasil wawancara khusus itu kemudian dimuat dalam kolom The Saturday Profile dengan judul ''He Helped Indonesia Through a ‘Year of Disasters,’ While Facing His Own''.

Setidaknya, dalam wawacara itu New York Times menggambarkan seorang Sutopo dalam kondisi sakit kanker tetap selalu memberikan informasi terbaru secara cepat dan cekatan jika ada bencana melalui media sosialnya dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami semua orang. Sehingga jika ada bencana terjadi di Indonesia, maka informasi awal dari beliau sangat ditunggu. Across Indonesia, people rely on Mr. Sutopo when a disaster strikes, tulis The New York Times.

Dalam wawancara tersebut, Sutopo menyebutkan bahwa keberhasilan dalam menangani bencana di sebuah negara adalah bagaimana pengelolaan sistem peringatan dini. Diakuinya, sistem peringatan dini bencana di Indonesia masih kurang dan masih belum bisa dinilai memuaskan. Apalagi sebagian besar wilayah Indonesia dalam ring of fire yang memiliki potensi bencana setiap saat bisa terjadi

Kehilangan atas wafatnya Kepala Humas BNPB yang mengidolakan Raisa ini juga disampaikan oleh orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo. “Innalillahi wa inna inna ilaihi rajiun. Kita kehilangan seorang yang hidupnya didedikasikan untuk orang banyak”, tulis Jokowi lewat twitter, Minggu (7/7).

Bagi Jokowi, Sutopo memiliki dedikasi yang sangat tinggi bagi banyak orang. Seperti salah satu ucapan Sutopo saat keduanya bertemu beberapa waktu lalu. “Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain ”, tulis Jokowi kembali mengingat saat pertemuan tersebut.

Pria yang memiliki 235 ribu follower twitter ini dilahirkan di Boyolali Jawa Tengah pada tanggal 7 Oktober 1969. Beliau menamatkan kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Semasa hidupnya pernah bertugas di Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT) dan terakhir sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

 

Selamat jalan The First Responders ..