Suatu ‘Senja di Jakarta’ Bersama Anies-Sandi
Sebagai bahan perenungan, tim Anies-Sandi bisa belajar dari lirik lagu Senja di Jakarta yang dibawakan oleh Banda Neira.

MONDAYREVIEW.COM – Warga DKI Jakarta telah menentukan pilihan pada 19 April 2017. Dari hasil hitung cepat berbagai lembaga survei, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno terpilh sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022. Mulai resmi bekerja pada Oktober 2017, Anies-Sandi memiliki PR berupa tersedianya sarana transportasi publik dan lingkungan hidup di ibu kota yang nyaman ditinggali.
Untuk transportasi, Anies-Sandi memiliki program OK OTRIP dimana sarana transportasi akan terintegrasi. Sebagai bahan perenungan, tim Anies-Sandi bisa belajar dari lirik lagu Senja di Jakarta yang dibawakan oleh Banda Neira.
Bersepeda keliling kota
Kanan kiri, ramai jalanan
Arungi lautan kendaraan
Oh, maafkan Jakarta
Sandiaga Uno yang memiliki hobi berolahraga, diharapkan bisa menggunakan pengalamannya untuk berbuah kepada kebijakan publik. Sandiaga telah mafhum dengan trotoar yang masih belum baik, maka hal itu membuat kegiatan lari tidak optimal. Tentu ke depannya tak hanya olahraga lari yang coba untuk diakomodasi, bisa juga bersepeda. Maka bersepeda sepulang kerja menunjukkan sisi olahraga ataupun untuk menuju alat transportasi publik, seperti kereta api.
Tentu permasalahan bagi pesepeda yakni harus berbagi ruang dengan lautan kendaraan. Seperti diketahui jalanan Jakarta dijejali oleh motor dan mobil. Menurut Anies Baswedan di Jakarta ada 13 juta motor dan 4 juta mobil.
Bersepeda sepulang kerja
Kenyang hirup asap kopaja
Klakson kanan kiri berbalasan
Oh, senja di Jakarta
PR bagi pasangan Anies-Sandi yakni untuk menggandeng sarana transportasi lainnya dalam skema besar program transportasi murah, aman, dan nyaman untuk seluruh warga Jakarta. Dengan program OK OTRIP, Anies-Sandi akan mengintegrasikan antara bus Trans Jakarta dengan angkutan umum di bawah Koperasi Wahana Kalpika (KWK).
Jadi seluruh angkutan umum bertrayek akan memiliki tiket terusan yang terjangkau. Misalnya sekali jalan masyarakat hanya membayar Rp 5.000 sudah bisa naik Trans Jakarta, Kopaja, Metromini, dan angkutan umum.
Tentu program OK OTRIP ini diharapkan mampu mengikis perilaku ugal-ugalan dari supir angkutan umum. Maka saling adu klakson yang lazim terjadi semoga hanya menjadi kenangan masa lalu. Pun begitu dengan asap hitam yang kerap menguar dari knalpot Kopaja, jika telah dimanajemeni dengan baik, maka hal tersebut akan menjadi kenangan.
Semoga Jakarta menjadi wilayah yang maju kotanya bahagia warganya. Dan kita pun tentu berharap lagu bernada optimisme seiring dengan pembangunan Jakarta yang tepat guna.