Sosialisasi Kebijakan Sekolah Lima Hari Perlu Terus Dilakukan
Kurikulum 2013 yang sempat heboh, namun setelah disosialisasikan dengan baik dapat diterima masyarakat.

MONDAYREVIEW.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak jauhari telah menandaskan bahwa kebijakan lima hari sekolah dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketersediaan sumber dayanya. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/8).
“Dan jika memang ada sekolah yang sudah lama melakukan sekolah 5 hari dan didukung oleh masyarakat, didukung oleh ulama, didukung oleh orang tua murid, ya silahkan diteruskan, silahkan dilanjutkan. Jadi Permendikbud ini diganti dengan Perpres. Selanjutnya tanyakan ke Menteri Sekretaris Negara,” ungkap Jokowi.
Sementara itu guru pendamping Jawa Barat di Olimpiade Sains Nasional (OSN), Zamzam Nursani memandang perlunya sosialisasi yang intens dari kebijakan lima hari sekolah. Dosen di Universitas Pendidikan Indonesia ini mengkomparasikannya dengan Kurikulum 2013 yang sempat heboh, namun setelah disosialisasikan dengan baik dapat diterima masyarakat.
“Ide dasar sekolah lima hari saya sangat sepaham. Pelaksanaan proses pendidikan harus terfokus kepada menyiapkan siswa, bukan cuma memastikan tujuan kurikulum tercapai,” kata Zamzam Nursani.
“Kurikulum 2013 kan awalnya heboh. Lalu disosialisasikan dengan maksimal. Saya mendukung kebijakan lima hari sekolah, tapi dengan catatan mesti tersosialisasikan dengan baik. Kalau sudah kontroversi orang menjadi buta. Pokoknya nggak. Padahal mungkin mereka belum paham,” tambah Zamzam yang berhasil membawa Jawa Barat masuk dalam 3 besar OSN 2017 jenjang SMP.