Soal Polisi Dunia, AS Turun Kelas dan Polresta Cirebon Naik Status

MONITORDAY.COM - Saat mengunjungi pasukan di Irak, mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington tidak akan lagi memainkan peran "polisi dunia." Tetapi tidak ada yang bisa menggantikan.
Keinginan mejadi polisi dunia abadi tampaknya harus benar-benar terkubur usai tanggal 31 Agustus 2021, Taliban mempermalukan negeri itu beserta sekutunya usai berperang selama 20 tahun yang tidak menguntungkan pihak Amerika Serikat juga sekutunya.
Berbicara soal "polisi dunia" , tentu memicu reaksi negatif — bahkan jika hampir tidak ada yang menyangkal bahwa polisi diperlukan. Ini mungkin karena tidak ada negara yang pernah melamar posisi sebagai polisi dunia dan dipilih oleh mayoritas negara. Seperti negara-negara lain sebelumnya, Amerika Serikat hanya mengambil peran untuk memastikan penegakan hukum global dan melakukannya untuk kepentingannya sendiri.
Lantas, haruskah Washington benar-benar menarik diri dari yang dipaksakan sendiri ini setelah beberapa dekade, muncul pertanyaan tentang siapa yang akan menggantikannya.
Satu jawaban yang jelas adalah bahwa jika akan ada kekuatan polisi global, maka PBBlah yang harus mengambil alih tugas untuk memastikan ketertiban. Tetapi ini hanya sedikit berhasil di masa lalu dan tidak mungkin berhasil di masa depan.
Ketidaksepakatan dan kepentingan yang bertentangan sesama negara adidaya. Bagaimanapun, negara-negara besar memiliki sejarah yang kelam terhadapa sejumlah negara jajahannya.
Kendati jabatan "polisi dunia" masih debatable, tetap saja tema ini jadi perbincangan hangat dari kafe di Eropa hingga warung kopi di cakung jakarta timur.
China, Rusia dan Turki, Mungkinkah?
Orang Eropa mungkin mengeluh tentang peran Amerika yang sering lancang dan terkadang naif dalam politik dunia. Lalu bagaimana dengan China, Rusia atau Turki sebagai polisi dunia di masa depan? Ketiga negara ini juga memiliki potensi yang sama, namun berbagai faktor masih menjadi pertimbangan. Tampaknya, China memiliki peluang tersebut.
China dikabarkan punya trik menggusur dominasi polisi dunia AS. Tiongkok cukup merilis yuan digital yang berpotensi mengubah permainan, tidak hanya berada di garis terdepan dalam pengembangan mata uang digital regional (regional cryptocurrency), tetapi juga dunia. Jika pakai jurus ini, maka China bisa membuat Amerika Serikat (AS) tidak jadi polisi dunia.
Tak pelak, pemerintah di seluruh dunia berlomba-lomba mengikuti langkah China demi bersaing dengan uang digital Bitcoin, yang pada akhirnya memprovokasi Presiden AS Donald Trump. Terlebih, kini kelompok berpengaruh di China mengumumkan skema mata uang kripto Asia Timur.
Kredensial Jerman tidak mencukupi
Meski tampak malu, Jerman yang merupakan darah negeri penakluk memiliki bakat untuk mewujudkan mimpi Hitler di masa lalu. Meski mupuni, tapi bakal banyak tantangan. Mereka tidak ingin menjadi polisi dunia. Tetapi "mengambil lebih banyak tanggung jawab" .
Apalagi, Amerika seringkali menuduh Jerman sebagai freeloader.
Namun, implikasi dari "tanggung jawab lebih" tidak jelas bagi semua orang.
Aktor mana pun yang ingin mendekati peran yang telah dimainkan AS hingga sekarang, pertama-tama harus menerima pengeluaran militer yang jauh lebih tinggi — uang yang kemudian akan kurang di tempat lain.
Negara seperti itu harus siap untuk mengirim tentaranya sendiri dalam misi tempur di seluruh dunia dan menerima korban yang tak terhindarkan. Itu harus tahan dengan dilihat sebagai musuh di banyak bagian dunia. Ia juga harus diyakinkan akan karakter panutan global dari sistemnya sendiri dan berusaha untuk menegaskannya secara luas.
Adapun Jerman, bagaimanapun, tidak satu pun dari prasyarat politik dan sosial ini dapat dipenuhi.
Uni Eropa sebagai polisi dunia adalah angan-angan
Idenya tetap bahwa Uni Eropa secara keseluruhan dapat mengambil tugas itu. Sebagai aliansi negara-negara demokratis dengan banyak bobot ekonomi dan militer, ditambah banyak kekuatan lunak, secara teoritis akan sempurna untuk jabatan itu. Tapi hanya secara teoritis. Ketika Uni Eropa diminta untuk bertindak sebagai kekuatan penstabil, masing-masing negara — biasanya bekas kekuatan besar Inggris Raya dan Prancis — yang melangkah ke dalam pelanggaran.
Inggris akan segera meninggalkan Uni Eropa. Tetapi bahkan Prancis dan Jerman terlalu berbeda untuk menjadi tim polisi yang baik, seperti yang ditunjukkan oleh pertanyaan tentang operasi militer di Libya dan Suriah. Sebuah Uni Eropa global 27, di sisi lain, adalah angan-angan murni.
Apa yang muncul sebagai gantinya adalah berbagai pusat kekuatan regional dan, tergantung pada krisis, berbagai kerjasama. Amerika mungkin tidak lagi memainkan peran dominan, tetapi mereka akan terus memainkan peran yang sangat penting.
Untuk bagian mereka, tanpa keinginan nyata untuk campur tangan secara militer, orang Eropa tidak mungkin bergerak melampaui kekuatan regional di masa mendatang. Tetapi justru karena mereka memiliki nilai-nilai yang sama — sebuah fakta yang saat ini sedang dilupakan — orang Eropa dan Amerika harus terus mencari hubungan dekat dengan isu-isu politik global.
Ditengah perebutan tahta negara-negara adidaya untuk menggantikan poisisi Amerika Serikat. Ada kabar gembira dari Polres Cirebon, yang justru naik status ke Polresta Cirebon.
Peningkatan status tersebut berdasarkan surat keputusan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor B/849/M.KT.01/2019 tanggal 18 September 2019.
Dengan peningkatan status Polres Cirebon menjadi Polresta Cirebon, maka akan dilakukan penyesuaian susunan organisasi, anggaran, sarana dan prasarana.
Selain itu juga akan dilakukan penambahan jumlah personel secara bertahap dan menurut skala prioritas, sesuai dengan kebutuhan ideal, yang diselenggarakan dengan perkembangan Polres Cirebon menjadi Polresta Cirebon.