Soal Muktamar, Pernyataan Tokoh Senior Muhammadiyah Dinilai Tak Bijak

MONITORDAY.COM - Pernyataan Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas yang menyoroti intervensi pemerintah terhadap Muktamar Muhammadiyah. Bahkan berpotensi merekayasa adalah bentuk kekhawatiran yang tidak beralasan dan tidak bijak.
Hal ini disampaikan oleh Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah sekaligus Anggota Panitia Pemilihan Muktamar ke-48 Muhammadiyah Dzul Fikar Ahmad Tawalla kepada monitorday, rabu (23/6/2021) yang menanggapi pernyataan statement sesupuh di PP Muhammadiyah.
Menurut Dzul Fikar, sejarah telah mencatat tidak pernah ada kepemimpinan Muhammadiyah yang merupakan hasil rekayasa Pemerintah.
Hal tersebut, kata Dzul Fikar, dikarenankan 2 hal. Pertama, secara etik para Pemilih Muhammadiyah memiliki tanggungjawab moril yang tinggi. Kedua secara aturan proses pemilihan di Muhammadiyah tidak menganut Pemilihan langsung, tetapi dengan Pemilihan Formatur yang prosesnya dipilih sebanyak 3 kali tahapan.
Kemudian, Bakal Calon dipilih di Tanwir menjadi 39 calon lalu kemudian diforum Muktamar dipilih menjadi 13 orang, lalu ke 13 orang tersebut bermusyawarah memilih ketua umum untuk masa kepemimpinan 5 tahun.
Lebih lanjut, Dzul Fikar menjelaskan bahwa para pemilih/peserta di Muktamar Muhammadiyah juga melalui tahapan yang tidak sederhana, mereka merupakan perwakilan dari PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang sebelum resmi jadi peserta Muktamar harus diputuskan melalui forum permusrawaratan bernama Musyawarah Pimpinan.
Sebagai Panitia Pemilihan (Panlih) Pada Muktamar 48, Dzul Fikar perlu menyampaikan bahwa panitia memberlakukan standar administrasi, moral dan etik yang tinggi untuk Bakal Calon Pimpinan Muhammadiyah mendatang.
Dengan begitu, lanjut Dzul Fikar, penyataan Tokoh Senior Muhammadiyah ini bisa menimbulkan keresahan dan sangat tidak bijak. Apalagi pernyataan tersebut keluar dari seseorang yang dari internal Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yang juga tercatat sebagai Bakal Calon Ketua Umum PP Muhammadiyah.
" Tak baik berburuk sangka seperti itu. Ayahanda sebaiknya tidak lontarkan ucapan demikian, selain tak sehat juga tak enak didengarnya," kata Dzul Fikar.