Gizi Buruk Asmat Momentum Pembangunan Papua
Semestinya sebagai pulau paling kaya harusnya masyarakatnya kaya lahir batin. Saatnya memperbaiki keadaan dimulai dengan misi kemanusiaan untuk menyelamatkan mereka.
MONITORDAY.COM -- Papua memiliki tambang emas terbesar di dunia, tambang Grasberg. Namun, masyarakat tak bisa menikmati kekayaan alamnya. Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk dan Campak di Asmat menggambarkan betapa ironisnya pembangunan di Papua.
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin mengatakan, kasus gizi buruk merupakan momentum untuk memperbaiki kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di Papua.
"Ada kelalaian kita semua sebagai bangsa mengapa KLB gizi buruk dan campak bisa terjadi," kata Ahyudin di Merauke, Sabtu (3/2/2018).
Ahyudin melanjutkan, siapapun yang menganggap dirinya bagian dari Indonesia semestinya juga peduli pada nasib masyarakat Papua, terlebih jika berkaca dari kasus gizi buruk ini.
"KLB adalah momentum bangsa harus serius membangun Papua untuk kesejahteraan rakyat Papua," imbuh Ahyudin.
ACT telah menyiapkan dana Rp 5 miliar untuk membantu penanggulangan gizi buruk di Asmat. Mereka juga telah mengirim tim medis hingga membuka dapur umum. ACT juga melayarkan 100 ton beras dan paket makanan dari Merauke ke Asmat.
"Tidak boleh adalagi Papua mengalami gizi buruk. Semestinya sebagai pulau paling kaya harusnya masyarakatnya kaya lahir batin," tuturnya.