Soal 'Jokowi End Game', Muchlas Rowi: Jelas Motif Politik

Soal 'Jokowi End Game', Muchlas Rowi: Jelas Motif Politik
Ketua Umum Relawan Balad Jokowi, Muchlas Rowi/(Foto/MONDAY)

MONITORDAY.COM - Beredar di media sosial narasi 'Jokowi end game' yang disebut-sebut akan menggelar aksi besar-besaran menolak kebijakan PPKM. Meski demonstrasi tidak terjadi, namun narasi tersebut kemudian ramai menjadi perbincangan publik. 

Ketua Umum Relawan Balad Jokowi, Muchlas Rowi menyayangkan munculnya narasi seperti itu di tengah banyak pihak saat ini tengah berjuang menghadapi kesulitan akibat pandemi.

"Narasi ini bahaya karena jelas-jelas negara sedang berjuang mati-matian melawan wabah. Kita juga tahu, jika wabah Covid-19 efeknya amat luat biasa," kata Muchlas, Minggu (25/7/2021). 

Muchlas mengatakan, pandemi ini telah berdampak besar ke banyak sektor, tidak saja di sektor kesehatan, tapi juga pendidikan, ekonomi, bahkan agama. Ditambah saat ini varian baru yang semakin mengganas, membuat tantangan semakin berat. 

Karena itu, Menurut dia, bukan saatnya untuk menebar narasi provokasi seperti itu. Karena pemerintah pun terus berupaya keras agar masyarakat bisa keluar dari situasi ini. 

"Dalam situasi sulit, Pemerintah Jokowi berusaha tetap hadir. Beragam upaya bantuan sosial, baik berupa sembako maupun tunai, terus diusahakan agar masyarakat tetap makan dan bertahan hidup," ujar dia. 

Lagipula jika mau fair, kata Muchlas, kinerja Jokowi tidak bisa dilihat hanya pada penanganan pandemi saja, namun harus secara keseluruhan kebijakannya dalam membangun negara. 

"Banyak capaian kerja yang telah ditorehkan oleh Jokowi selama memimpin Indonesia. Kalau melihatnya saat ini, seluruh negara memang sedang susah karena menghadapi pandemi," tegas dia. 

Karena itu, Muchlas meyakini, narasi 'Jokowi end game' muncul dari pihak yang ingin memanfaatkan situasi saat ini untuk memenuhi ego politik mereka. 

"Gerakan ini sangat jelas merupakan motif politik yang ingin memperkeruh suasana dan membenturkan masyarakat dengan pemerintah. Jangan sampai karena nila setitik lalu rusak susu sebelanga," tandasnya.