Sinergi Membangun Industri Bahan Baku Obat

MONITORDAY.COM - Saat ini industri farmasi Indonesia telah dapat memproduksi 90% kebutuhan produk obat dalam negeri bahkan untuk ekspor. Namun, hampir 95% produksi tersebut tergantung pada bahan baku obat (BBO) impor.
Dan kini parasetamol menjadi salah satu bahan baku obat yang kini akan diproduksi sendiri di dalam negeri. Sebagai bahan baku obat penurun panas atau demam, parasetamol sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi saat pandemi seperti sekarang ini dimana salah satu gejala umumnya adalah demam.
Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa upaya untuk menjamin ketersediaan bahan baku obat bekerjasama dengan lembaga terkait dan industri farmasi.
Untuk memenuhi bahan baku obat dalam negeri, pemerintah menyusun roadmap pengembangan bahan baku. Dengan roadmap ini diharapkan terjalin kerjasama antara instansi/lembaga terkait dengan industri farmasi.
Dalam roadmap tersebut telah ditetapkan strategi yaitu mengembangkan kebijakan yang berpihak pada pengembangan bahan baku obat; meningkatkan sinergitas Academic Business Goverment (ABG); menguatkan riset di bidang bahan baku obat yang berorientasi pada kebutuhan; meningkatkan kemampuan Iptek; dan meningkatkan produksi bahan kimia sederhana, pemanfaatan sumberdaya alam, dan bioteknologi.
Saat ini, Indonesia telah mampu membuat bahan baku obat dalam negeri antara lain Paracetamol; Antibiotik turunan Betalaktam (Ampisilin, Cloksasilin, Benzilpenisilin Potasium, dan Sulbaktam); produk eksipien (Amilum Manihot, Sorbitol, Dekstrosa, dan Talkum); bahan baku obat turunan Kina; Iodium; bahan baku obat herbal (fraksi bioaktif Cinamomum burmani (kayumanis) dan Lagerstroemia speciosa (banaba); beberapa fraksi bioaktif Phaleria macrocarpa (mahkota dewa); fraksi protein bioaktif Lumbricus Rubellus).
Pada tahun 2012 pemerintah merencanakan meningkatkan produksi bahan baku obat Lovastatin secara fermentasi; Epigalokatekin Galat; Difruktosa Anhidrida III; turunan Ibuprofen. Di samping itu, melakukan penelitian produksi produk eksipien yaitu garam pharmaceutical grade dan Pati ter-pregelatinasi.
Sementara itu, “Obat generik adalah obat yang paling cost effective sebagai strategi untuk menekan harga”, ujar Dra. Maura Linda Sitanggang.
Produksi Parasetamol
Sinergi antar BUMN untuk mengatasi ketersediaan bahan baku obat secara mandiri itu kini menunjukkan titik cerah. Sinergi BUMN antara PT Kimia Farma Tbk (Persero) dan anak usaha PT Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) mengembangkan bahan baku obat (BBO) Parasetamol dapat mendukung kemandirian farmasi nasional. Demikian menurut penilaian Kementerian BUMN.
Joint study dan serangkaian langkah telah dieksekusi. Kimia Farma dan PT KPI telah menandatangani Head Of Agreement (HoA) tentang skema kerja sama bisnis berdasarkan hasil Joint Study (penyediaan bahan baku benzene, rencana offtake, skema transaksi dan kajian komersial) serta strategi pengembangan proyek. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan dalam mengatasi masalah yang paling mendasar dalam industri farmasi yang saat ini menjadi tulang punggung dalam mengatasi kebutuhan obat dan vaksin.
Pertamina melalui PT KPI dan KAEF (Kimia Farma) berencana untuk membangun Pabrik Farmasi Paracetamol dengan kapasitas 3.800 ton per Annum (TPA) dari turunan produk Petrokimia yaitu Benzene.
"Hingga hari ini, kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi Covid–19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan Ekonomi Nasional. Namun, yang harus kita ketahui bersama juga, hingga hari ini, kebutuhan akan bahan baku obat masih impor sekitar 95 persen," kata Wamen I BUMN Pahala Mansury.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan kerja sama itu mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia yaitu Benzene dan Propylene yang berasal dari Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap untuk dapat dikembangkan dan diproduksi menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi salah satunya Paracetamol.
"Kerja sama ini meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar BUMN baik dari aspek bisnis, riset dan teknologi, hingga pengembangan SDM nasional yang profesional," katanya.
Nicke mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkait sehingga implementasi ke depan dapat optimal dan tercipta ekosistem dari hulu ke hilir yang mendukung pengembangan dan pertumbuhan industri petrokimia maupun industri farmasi nasional, sehingga dapat meningkatkan mutual benefit.
Strategi dan peta jalan untuk mengembangkan produksi bahan baku obat ini menjadi salah satu tugas dan tanggung jawab BUMN Farmasi. Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma (Persero) selaku Holding BUMN Farmasi, Solehudin Al Ayubi menyampaikan bahwa pihaknya telah memiliki roadmap untuk mengurangi bahan baku impor.
Holding BUMN Farmasi sebelumnya telah berupaya memperkuat value chain ekosistem industri kesehatan ini dengan pendirian pabrik BBO PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, anak usaha KAEF, dan dengan menggandeng partner yang strategis diharapkan dapat merasakan efisiensi dari kerja sama bisnis ini.
Obat adalah kebutuhan publik yang harus dipenuhi. Obat tersedia jika ada bahan baku dan kemampuan mengolahnya. Sinergi BUMN dalam penyediaan bahan baku obat demi kepentingan bangsa di masa yang akan datang menjadi agenda besar Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar.