Siapkan Pemilu 2024, Mendagri Ajukan Anggaran Rp1,9 Triliun

MONITORDAY.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendaagri) Tito Karnavian mengusulkan anggaran sebesar Rp1,902 triliun untuk persiapan Pemilihan Umum Serentak tahun 2024 mendatang.
Hal tersebut dikatakan Mendagri saat rapat kerja dengan Komisi II DPR RI terkait evaluasi pelaksanaan anggaran 2021, dan pembicaraan pendahuluan pembahasan RAPBN tahun anggaran 2022, di Gedung DPR RI, Rabu (9/6/2021).
"Mohon dukungan dari Komisi II DPR RI agar kebutuhan anggaran sebesar lebih kurang Rp1,902 triliun dapat disetujui dan diakomodasi dalam pagu anggaran Kemendagri tahun 2022," kata Tito dalam kesempatan tersebut.
Kemendagri, kata Tito, telah melaksanakan rapat koordinasi dengan KPU Bawaslu dan kementerian lembaga terkait pada 23 Maret 2021 lalu dalam rangka menyiapkan pemilu serentak 2024.
"Yang salah satu hasilnya adalah meminta kepada kementerian dan lembaga terkait termasuk Kemendagri untuk menyiapkan anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024," lanjutnya.
Tito menjelaskan dari anggaran sebesar Rp1,9 triliun itu, sebesar Rp1,6 triliun akan dimanfaatkan oleh Ditjen Polpum Kemendagri, mulai dari pengembangan teknologi informasi layanan publik yang terintegrasi, kemudian seleksi penyelenggara komisioner KPU daerah.
Selain itu juga dimanfaatkan untuk gerakan atau kampanye partisipasi rakyat sukses Pemilu Serentak 2024, forum komunikasi sosial politik dalam rangka untuk mendukung suksesnya pemilu serentak dan lain-lainnya.
"Kita harapkan pemilu serentak yang mungkin pertama diselenggarakan bersama-sama, pilpres, pileg nasional daerah serta pilkada ini dapat betul-betul berlangsung aman, dalam suasana yang demokratis, dan tentu kita harapkan partisipasi pemilih yang tinggi, agar memberikan legitimasi kepada siapa pun jaga yang terpilih," ucapnya.
Kemudian, alokasi untuk Ditjen Adwil ini sebesar lebih kurang Rp5,3 miliar, digunakan untuk koordinasi peningkatan peran camat dalam rangka kelancaran tahapan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024.
Berikutnya untuk pemetaan daerah rawan konflik 2024, pemetaan daerah rawan gangguan ketentraman ketertiban umum dan lain-lain termasuk masalah keamanan dari pandemik Covid-19.
"Kemudian untuk di dukcapil sebesar Rp282,275 miliar untuk pengembangan sistem sinkronisasi data kependudukan dengan data sistem data pemilih atau sidalih, penyiapan data daftar penduduk potensial pemilih DP4," jelasnya.
"Juga digunakan untuk pendataan dan penerbitan dokumen penduduk rentan adminduk dalam rangka Pemilu 2024, memfasilitasi pencatatan perubahan status kewarganegaraan, percepatan penyelesaian perekaman dan pencetakan KTP elektronik," tandas Tito. Dilansir Antara.