Setelah  Google Earth Mengintip Kamp Berkedok ‘Sekolah Kejuruan’ di Xinjiang

Setelah  Google Earth Mengintip Kamp Berkedok ‘Sekolah Kejuruan’ di Xinjiang

 

MONITOR DAY.COM- Xinjiang adalah sebuah provinsi di Tiongkok yang berbatasan dengan Asia Tengah. 45% persen penduduknya adalah etnis Uighur yang berdarah Turki. Bahasa ibu mereka juga bahasa Turki. Populasi etnis ini sekira 10 juta orang. Komposisinya menunjukkan prosentase yang semakin tergerus oleh kedatangan suku Han (suku mayoritas di Tiongkok) yang bermukim di Xinjiang.

Dengan dalih membendung pengaruh ekstremisme, banyak warga Xinjiang yang disekolahkan lagi. Kurikulumnya adalah ketrampilan hidup, Bahasa Mandarin, dan dasar-dasar hukum. Namun ada banyak 0pengakuan yang menyebutkan bahwa para ‘murid’ harus meneriakkan slogan Partai Komunis, menyanyikannya, dan akan mendapat hukuman kehilangan sarapan pagi bagi yang lupa lirik lagu Partai.

Image result for bbc xinjiang vocational school google earth

Secara formal, Xinjiang memiliki status sebagai daerah otonom seperti Tibet. Namun, aturan dan kebijakan dari Beijing begitu ketat sehingga otonomi tersebut tak terasa dalam keseharian warga. Aturan tidak boleh memelihara jenggot dan memakai jilbab menunjukkan kebebasan beragama yang tercampak.  

Kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch memberikan laporan kepada komite PBB yang mencatat tuduhan penahanan massal pada kamp di mana para tahanan dipaksa melakukan sumpah setia kepada Presiden Cina, Xi Jinping

PBB menengarai ada 1 juta orang yang ditahan di kamp yang berkedok sekolah kejuruan di Tiongkok. Pada 31 Agustus 2018 lalu, BBC melansir pernyataan tersebut.  Sebuah laporan jurnalis BBC yang mencoba masuk ke kawasan kamp itu dihalangi oleh petugas kepolisian setempat.

Adalah citra satelit dii Google Earth yang menjadi pintu masuk para jurnalis untuk melakukan investigasi atas kasus ini. Foto-foto satelit memperlihatkan fasilitas yang mengubah gurun pasir sekan disulap dalam sekejap menjadi bangunan-bangunan yang mirip dengan suasana kamp tahanan. Menara-menara pengawas terlihat di beberapa titik.  

Laporan pertama bahwa Tiongkok mengoperasikan sistem kamp interniran untuk Muslim di Xinjiang mulai muncul tahun lalu. Foto satelit itu ditemukan oleh para peneliti yang mencari bukti sistem itu pada perangkat lunak pemetaan global, Google Earth. Ini menempatkan situs di luar kota kecil Dabancheng, sekitar satu jam perjalanan dari ibukota provinsi, Urumqi.

Sementara itu The Guardian pada Kamis (16/10/2018) melansir berita bahwa Beijing telah menghadapi kecaman internasional yang meningkat atas tindakan kerasnya di Xinjiang, sebuah wilayah jauh di barat laut Tiongkok di mana ia menampung sebanyak satu juta tahanan Muslim di kamp-kamp. Mantan tahanan mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran indoktrinasi dan pelecehan politik.

Dalam wawancara yang jarang dan rinci yang diterbitkan oleh kantor berita pemerintah Xinhua, gubernur Xinjiang, Shohrat Zakir, mengatakan: “Xinjiang melakukan pendidikan keterampilan dan pelatihan menurut hukum. Tujuannya adalah untuk secara fundamental menghilangkan lingkungan dan tanah yang melahirkan terorisme dan ekstremisme agama, dan menghilangkan kegiatan terorisme sebelum terjadi. ”