Semua Elemen Masyarakat Harus Menjadi Relawan 

Semua Elemen Masyarakat Harus Menjadi Relawan 
Relawan Nakes di Rumah Sakit Islam Jakarta/ rsij.co.id

MONITORDAY.COM - Anak-anak muda itu manusia biasa. Tentu mereka memiliki rasa cemas dan takut saat berada diantara para pasien terpapar Covid-19. Merekalah para relawan tenaga kesehatan yang terjun di saat pandemi. Mereka berada di fasilitas kesehatan yang sedang kewalahan dan kekurangan sumberdaya. Paparan virus dalam intensitas yang tinggi sehari-hari harus dihadapi. Sungguh berisiko tinggi. Tetapi jika bukan mereka, siapa lagi?  

Pandemi bagai ajang perang menghadapi musuh yang tak terlihat. Kemampuan kita dalam tracing dan testing pun amat terbatas. Dalam situasi seperti ini mobilitas masyarakat dibatasi namun mobilitas tenaga kesehatan dan tenaga pendukung harus digenjot. Para dokter, perawat, apoteker, tenaga pemulasaraan jenazah, dan para sopir ambulance harus bekerja terus-menerus dan digerakkan di pusat-pusat lonjakan wabah. Tentu sangat melelahkan dan berisiko. 

Kesadaran masyarakat untuk mengambil peran dalam upaya mengendalikan pandemi ini mutlak diperlukan. Empati dan simpati pada perjuangan para relawan harus diwujudkan dengan berbuat sesuai kemampuan masing-masing. Menjaga protokol kesehatan, menggalang donasi untuk tetangga yang sedang isolasi mandiri, atau menjadi relawan di satgas RT/RW adalah beberapa hal yang bisa dilakukan. 

Kesediaan para relawan dalam membantu sesama sangat menyentuh kesadaran kita. Sebagian dari mereka adalah anak-anak muda yang baru saja lulus dari akademi perawat. Ada yang datang dari tempat jauh demi membantu sesamanya. Banyak relawan yang datang dari luar Jawa ketika Jakarta kekurangan relawan kali ini. 

Tak kurang dari 50 relawan tenaga kesehatan Muhammadiyah diterjunkan untuk membantu layanan di Rumah Sakit Islam Jakarta. Sebagian besar diantara mereka berasal dari Bengkulu dan Lampung. Ada juga yang berasal dari berbagai daerah lainnya di Sumatera. Mereka bergabung dengan tenaga kesehatan yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Demikian menurut staf Badan Pelaksana Harian Rumah Sakit Islam Jakarta, Erya Chandra pada (6/7/2021). 

Lonjakan kasus yang tinggi sejak pertengahan Juni 2021 memang di luar prediksi Pemerintah. Disamping keterbatasan ketersediaan dan distribusi ruang rawat inap bagi pasien Covid, Indonesia menghadapi keterbatasan pasokan oksigen, tenaga kesehatan, obat-obatan dan sumber daya lainnya.

Pemerintah dan masyarakat harus kompak. Kerja para nakes dan relawan pada umumnya akan semakin berat jika lonjakan pandemi ini semakin tak terkendali. Insentif bagi para relawan harus diperhatikan. Mereka juga memerlukan kesejahteraan dan kebutuhan hidup. Tentu di tengah anggaran yang harus dialokasikan untuk vaksinasi, suplai oksigen, penambahan kapasitas fasilitas kesehatan, dan penyediaan obat-obatan harus pula diprioritaskan nasib dan penghidupan para relawan yang berada di garda depan. 

Semua elemen masyarakat harus menjadi relawan di tengah pandemi. Perang melawan Covid ini adalah perang semesta. Masing-masing harus mengambil peran sesuai kemampuannya. Setidaknya dengan menjaga keluarga dan lingkungannya dari paparan Covid, membantu mereka yang menjadi korban, berbagi rejeki bagi mereka yang terdampak secara ekonomi. Mari rekatkan persatuan Indonesia dalam kerja kemanusiaan.