Sekjen PBB: Krisis Kemanusiaan di Myanmar Termasuk Pembersihan Etnis

Dewan Keamanan PBB merasa kekhawatir dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rohingya, Myanmar.

Sekjen PBB: Krisis Kemanusiaan di Myanmar Termasuk Pembersihan Etnis
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM-  Dewan Keamanan PBB merasa kekhawatir dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rohingya, Myanmar. Maka itu, mereka menyerukan agar segera menghentikan operasi militer di Rakhine State.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan apa yang dialami muslim Rohingya merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Bahkan ia menilai bahwa apa yang dilakukan militer Myanmar katagori pembersihan etnis. "Saya menyeru pihak berwenang Myanmar untuk menghentikan aksi militer, mengakhiri kekerasan, menegakkan supremasi hukum dan mengakui hak untuk pulang bagi mereka yang terpaksa meninggalkan negara tersebut," kata Guterres dalam sebuah konferensi pers.

Guterres menegaskan pembersihan etnis Rohingya benar-benar terjadi di Myanmar. Pasalnya krisis kemanusiaan tersebut telah mengusir etnis Rohingya dari tanah kelahirannya. "Ketika sepertiga penduduk Rohingya harus melarikan diri dari negara tersebut, bisakah Anda menemukan kata yang lebih baik untuk menggambarkannya?" katanya.

Penindakan militer Myanmar menyusul serangan militan Rohingya akhir bulan lalu telah memaksa sekitar 380.000 orang melarikan diri dengan melintasi perbatasan ke negara tetangga Bangladesh. Sebanyak 1,1 juta Rohingya selama bertahun-tahun menderita akibat diskriminasi di Myanmar, tempat kewarganegaraan mereka ditolak bahkan meski mereka telah bergenerasi-generasi tinggal di negara itu.