Sambut Tahun 2020, DKM Masjid Al-Hidayah Pabuaran Gelar Tabligh Akbar
Tutup akhir tahun 2019 dengan ber-muhasabah. Tatap tahun 2020 menjadi lebih baik lagi.

MONITORDAY.COM - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al-Hidayah Pabuaran, menyelenggarakan Tabligh Akbar sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jl Gotong Royong No 29, Komplek Mitra Balai Industri (MBI), Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/12/19).
Acara yang diiringi dengan Santunan anak Yatim dan Dhuafa ini diigelar dalam rangka bermuhasabah menyambut pergantian tahun 2019 menuju tahun baru 2020. Hadir sebagai penceramah dalam Tabligh Akbar ini, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr Amirsyah Tambunan.
Pendiri Masjid Al-Hidayah sekaligus Direktur MBI, H. Drs. Sofyan MM, berharap, acara Tabligh Akbar yang digelar di penghujung tahun 2019 ini mudah-mudahan dapat memberikan keberkahan.
"Alhamdulillah kita mengundang Pak Kiai Dr Amirsyah yang berkenan untuk memberi tausiyah. Alhamdulillah acara di akhir tahun yang biasanya banyak dirayakan dengan kembang api dan mercon, tapi kita kali ini kita rayakan dengan kegiatan sosial dsn keagamaan," katanya.
Sementara itu, Dr Amirsyah Tambunan dalam ceramahnya mengajak jamaah yang hadir untuk ber-muhasabah dan melakukan introspeksi diri dalam menutup penghujung tahun 2019.
"Dari pada keluyuran malam, bakar kembang api, meniup terompet yang gak ada gunanya. Lebih baik bermuhasabah," kata Amirsyah.
Lebih lanjut ia menyampaikan, tahun baru 2020 harus dihadapi dengan mempersiapkan diri untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi.
"Akhir tahun 2019 menjadi sejarah penting bagi kita, masyarakat dan jamaah di Masjid Al Hidayah. Semoga kita dapat menghadapi tahun 2020 dengan lebih baik lagi. Terutama dalam menegakkan shalat, sehingga shalat kita dapat bermanfaat untuk menyelamatkan hidup kita di dunia dan akhirat," ujarnya.
Sekjen Asosiasi Dosen Indonesia ini kemudian menyampaikan akan pentingnya mencontoh keteladanan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga mengajak jamaah agar menjadikan akhlakul karimah yang dicontohkan Nabi sebagai teladan dan inspirasi. Termasuk dikatakannya, mencontoh bagaimana bertutur kata dan kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah.
"Karena itu, Ibu-ibu dan Bapak-bapak kita tidak boleh memberikan contoh kekerasan fisik maupun kekerasan verbal, khususnya kepada anak-anak kita. Kalau kita khilaf, segera beristighfar dan cepat menahan diri serta bersabar," katanya.
Amirsyah juga mengingatkan kepada para jamaah tentang pentingnya menegakkan shalat. Menurutnya, shalat menjadi PR besar bagi bangsa dan negara yang dihuni oleh mayoritas muslim. Ironisnya, saat ini betapa banyak pejabat yang terjerat kasus korupsi.
Padahal dikatakan Amirsyah, mereka yang terjerat korupsi juga melaksanakan shalat. Hal ini tentu bertolak belakang dengan ajaran agama yang menyebutkan bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Lalu Amirsyah menjelaskan, bahwa shalat sejatinya ditegakkan dengan mengimplementasikan nilai-nilai shalat dalam kehidupan.
"Mereka melakukan seperti itu, karena baru sekedar shalat. Padahal dalam Islam diperintahkan untuk menegakkan shalat. Maksudnya nilai-nilai shalat ditegakkan dengan baik dapat diimpelementasikan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus mampu menghayati bacaan shalat. Shalat itu kepala dari ibadah. Jadi kalau shalatnya baik maka perilakunya Insya Allah baik," ujarnya.
Ia kemudian menjelaskan, tentang lima golongan kalau bersama-sama dalam melakukan tugasnya dengan baik maka cita-cita menjaidkan negeri sebagai Baldatun Toyyibatun Wa robbul Ghofur dapat terwujud.
"Pertama, ilmunya para ulama, kedua adilnya para umaro, ketiga dermawannya para aghniyah, keempat doanya fakir miskin, dan kelima pejabat yang jujur," pungkasnya.
Di sela-sela ceramahnya, Amirsyah juga menghadiahi dua buku yang ia tulis bersama tim kepada jamaah yang bisa menjawab pertanyaan yang ia lontarkan. Buku itu berjudul "Pengaruh Pendidikan Shalat dalam Pembentukan Karakter Kesalehan Sosial Perspektif Islam".
Diakhir ceramahnya, Amirsyah kemudian menjelaskan makna dari surat Al-ma'un. Ia juga mengajak para jamaah untuk menghafal dan mengamalkan kandungan hikmah yang ada dalam surat Al-ma'un tersebut. Ceramah kemudian ditutup dengan doa bersama dan diakhiri dengan kegiatan santunan anak yatim dan duafa.