Sambut Industri 4.0, Kementan Upayakan Modernisasi Sektor Pertanian
Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan terobosan dalam membangun pertanian di Indonesia agar lebih modern. Hal ini dilakukan dalam rangka menyabut bonus demografi Indonesia di era industri 4.0.

MONITORDAY.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan terobosan dalam membangun pertanian di Indonesia agar lebih modern. Hal ini dilakukan dalam rangka menyabut bonus demografi Indonesia di era industri 4.0.
"Kami terus membuat kebijakan dan program terobosan seperti mentransformasi pertanian tradisional menjadi modern dan meningkatkan kualitas SDM," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Sarwo Edhy, Minggu (21/7).
Menurut dia, melakukan terobosan dengan modernisasi menjadikan pertanian kedepan menggunakan teknologi serba digital, pada dampaknya kemudian bisa menumbuhkan ketertarikan anak muda untuk menggeluti sektor pertanian.
Ia menambahkan, melalui modernisasi, generasi muda akan merasa bangga karena sektor pertanian mampu memberikan pendapatan yang tidak kalah besar dengan upah seorang pegawai lain. Pertanian juga tidak melulu bergelut dengan lumpur dan terpaan sinar matahari.
"Cara bekerja pertanian tidak lagi mengandalkan otot yang sangat meletihkan. Di era ini, pertanian sudah menggunakan alsintan. Bahkan petani sudah ada yang bisa menggarap dari pinggir sawah," terang dia.
Sejauh ini, Kementan telah memulainya sejak 2014 dengan mendistribusikan bantuan alat mesin pertanian dalam jumlah besar, yakni lebih dari 400 ribu unit. Menurut Sarwo Edhy, seluruh bantuan tersebut terbukti telah memberi manfaat besar, terlebih untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
"Namun di sisi lain, bantuan dan bonus itu dapat memberi ancaman jika tidak dikelola dengan baik. Terutama dari aspek penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan SDM. Karena itu, Kementan juga memperhatikan dari sisi pengembangan SDM," ungkapnya.
Sarwo Edhy menambahkan, pemanfaatan mesin tersebut terbukti telah berdampak besar pada nilai ekonomi petani hingga 80 persen dan menghemat biaya produksi hingga 31persen, dan meningkatkan produktivitas hingga 33 persen.