Sambangi PP Muhammadiyah, Mendikbud Diskusi Soal Arah Pandidikan Nasional
Dalam mengemban amanat konstitusi pasal 31 UUD 1945 di mana pendidikan nasional harus menjadi sebuah sistem yang bisa meningkatkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

MONITORDAY.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengunjungi Pimpinan Pusat Muhamadiyah dalam rangka silaturahim dan berdiskusi terkait isu Pendidikan nasional pada Kamis (17/9), di Graha Suara Muhammadiyah, Yogyakarta.
Kedatangan mas Menteri dan rombongan disambut oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir beserta beberapa pimpinan seperti Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto, Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Baedhowi, dan Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Lincolyn Arsyad.
Sebagaimana lazimnya silaturahim, selain menyambung relasi antara Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang concern dalam dunia pendidikan dengan pemerintah yang diwakili oleh Mendikbud untuk meningkatkan kerjasama dan usaha kolektif bagi usaha-usaha mencerdaskan bangsa.
“Ada banyak hal yang kita diskusikan, terutama dalam konteks mengembangkan pendidikan sebagai ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa. Muhammadiyah terus memberikan masukan tentang bagaimana arah pendidikan nasional," kata Haedar Nashir, sebagaimana suaramuhammadiyah.id, dikutip Jumat, (18/9).
"Dalam mengemban amanat konstitusi pasal 31 UUD 1945 di mana pendidikan nasional harus menjadi sebuah sistem yang bisa meningkatkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,” tambahnya.
Haedar juga memaparkan terkait kebijakan pendidikan nasional yang harus tetap bertumpu pada UU nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pendidikan yang berdasar pada Pancasila dan UUD 45, berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan bangsa, serta tanggap terhadap perkembangan zaman.
“Dalam konteks ini kami berharap, Mendikbud bersama seluruh jajarannya berpijak pada dasar-dasar konstitusi tersebut,” kata dia.
Haedar juga menyinggung soal Program Organisasi Penggerak (POP) dan program-program lain yang digagas Kemendikbud beberapa waktu lalu. Muhammadiyah akan terus memantau perkembangan dan sejauh mana revisi perubahannya.
“Beberapa bulan ke depan Muhammadiyah masih berkonsentrasi untuk penanganan Covid-19, dan melaksanakan pendidikan di era darurat,” tegas Haedar.
Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah sejak awal berdirinya hingga saat ini sudah menjadi organisasi penggerak dalam segala bidang, khususnya pendidikan.
“Prinsip kita sesuai dengan kepribadian Muhammadiyah. Bekerjasama dengan Pemerintah maupun organisasi lain dengan tujuan mencapai kemaslahatan umat dan bangsa. Bersamaan dengan itu, kita juga menyampaikan masukan-masukan dan kritik yang konstruktif sebagaimana menjadi bagian dari alam pikiran dan kepribadian Muhammadiyah,” ungkap Haedar.