Riset: Minat Masyarakat Terhadap Pendidikan Vokasi Tinggi

Riset: Minat Masyarakat Terhadap Pendidikan Vokasi Tinggi
Permesinan merupakan salah satu bidang yang akan difokuskan dalam Program Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Vokasi. (kompas.com)

MONITORDAY.COM - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bekerja sama dengan Markplus Inc adakan riset mengenai minat masyarakat terhadap pendidikan vokasi. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pendidikan vokasi tinggi. 

82,05 persen responden tertarik melanjutkan pendidikan ke SMK dan 78,6 persen responden tertarik melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi vokasi. Faktor ketertarikan terbesar terhadap SMK dipengaruhi oleh prospek kerja yang dinilai bagus (57,8 persen) dan pilihan jurusan yang banyak (51,95 persen).

Sementara itu, faktor ketertarikan terbesar terhadap pendidikan tinggi vokasi dipengaruhi oleh prospek kerja yang bagus (68,7 persen), studi yang singkat (46,1 persen), dan dinilai dapat langsung bekerja setelah lulus (41,7 persen).

Hasil riset tersebut dipresentasikan Webinar yang diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Vokasi. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan bahwa hasil riset tersebut menjadi motivasi bagi Kemendikbud untuk memajukan pendidikan vokasi. 

“Tetapi, ini harus dituntaskan terus dengan program link and match. Artinya, ini harapan kita untuk mendapatkan peserta didik pendidikan vokasi yang lebih passionate dari sebelumnya,” kata Wikan.

Founder dan Chairman Markplus Inc Hermawan Kertajaya mengatakan bahwa dalam hasil riset tersebut juga terlihat masyarakat lebih mengenal SMK dibanding dengan perguruan tinggi vokasi. Maka dari itu menjadi pekerjaan rumah bagi Kemendikbud untuk memperkenalkan pendidikan tinggi vokasi. 

“Setelah awareness dari pendidikan vokasi meningkat, bisa dilanjutkan untuk melakukan komunikasi terhadap kualitas dari SMK dan pendidikan tinggi vokasi, dan akhirnya melakukan pendekatan entrepreneurial marketing untuk pendidikan vokasi, khususnya kepada siswa SMK dan mahasiswa D3,” tutur Hermawan.