Ridwan Kamil Sebut Telat Masuk Rumah Sakit Jadi Faktor Pemicu Kematian Pasien COVID-19

MONITORDAY.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyebutkan mayoritas kasus kematian COVID-19 terjadi karena pasien telat masuk ke rumah sakit.
Berdasarkan data dari Kemeneterian Kesehatan (Kemenkes), kebanyakan pasien COVID-19 yang meninggal memiliki saturasi oksigen di bawah 80% saat masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Adapun kondisi pasien dengan saturasi oksigen yang rendah tersebut mencapai 53%. Sedangkan kajian ini telah dilakukan di tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar, yaitu di Rumah Sakit Hasan Sadikin, RS Mata Cicendo dan RS Paru Cirebon.
"Tingkat kematian (paling banyak terjadi karena) karena telat masuk ke rumah sakit, sekitar 53 persen," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Humas Jabar dipantau redaksi, Rabu (11/8/2021).
Menurut Ridwan Kamil, pihaknya akan menambah 70 ICU atau intensive care unit di sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19. Langkah itu merupakan untuk menekan tingkat kematian yang mulai bergeser ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Saat ini, penambahan ICU itu ada di RS Al Ihsan Baleendah sebanyak 30 ICU, 10 ICU di RS Pindad Bandung, RSUD Kota Bandung sebanyak 2 ICU, RSUP Rotinsulu Bandung 3 ICU, 4 ICU di RSUD Lembang Bandung Barat, 4 ICU di RSUD Cililin Bandung Barat, kemudian 12 ICU di RSUD Cikawet.
Lalu, Ridwan Kamil menyampaikan sejumlah penyakit penyerta (komorbid) yang kebanyakan diidap oleh pasien COVID-19 yang meninggal. Di antaranya hipertensi (25%), diabetes (27%), jantung (17%) dan lainnya (31%).
Dilihat dari kelompok usia, ternyata usia 18-59 tahun memiliki risiko kematian yang sama dengan kelompok usia lebih dari 60 tahun. Apabila risiko kematian ini dipersentasekan, kelompok usia yang lebih dari 60 tahun berada di angka 58%, kelompok usia 18-59 tahun berada di angka 41%, dan kelompok 18 tahun di bawah berada di angka 1 %.
Jika diakumulasikan, kasus kematian COVID-19 di Jabar mencapai 10.894 kasus dari total 643.567 kasus terkonfirmasi. Dalam laporan evaluasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar, tingkat kematian di Jabar berada di angka 1,64 persen. Masih di bawah tingkat kematian nasional yang mencapai 2,90%.