Rencana Investigasi Sumber Corona oleh Australia Mendapat Kecaman dari China

Akhir-akhir ini banyak muncul statement, yakni ada pihak yang mengatakan bahwa virus ini muncul karena adanya teori konspirasi sebagaimana yang disebutkan oleh...

Rencana Investigasi Sumber Corona oleh Australia Mendapat Kecaman dari China
Ilustrasi/net

MONITORDAY.COM - Persebaran wabah Cocid-19 sudah menjalar ke berbagai belahan dunia, dan belum menemukan tanda-tanda kapan mau berakhir. Angka kematian masih terus mengalami peningkatan dan melumpuhkan sendi-sendi kehidupan.

Terkait hal ini, banyak sebagian negara untuk melakukan investigasi  tentang kebenaran asal mula sumber wabah virus corona yang menyerang saluran pernafasan.

Akhir-akhir ini banyak muncul statement, yakni ada pihak yang mengatakan bahwa virus ini muncul karena adanya teori konpirasi sebagaimana yang disebutkan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates, tapi hal ini disanggah langsung oleh pihak Pemerintah China, bahwa virus ini berawal dari pasar hewan di Kota Wuhan, China. 

Untuk itu, salah satu negara yang akan melakukan suatu langkah penelusuran adanya Covid-19 yaitu Australia tapi mendapat kecaman dari pihak Pemerintah China.

Pemerintah Cina mengancam Australia untuk tidak meneruskan upayanya terkait investigasi asal usul virus Corona (COVID-19). Menurut Duta Besar Cina di Australia, Cheng Jingye, apa yang dilakukan Australia adalah manuver politik yang bisa membahayakan hubungan Cina-Australia

"Kami meminta Australia untuk mengesampingkan bias ideologi dan menghentikan permainan politik mereka...demi hubungan bilateral Cina dan Australia," ujar pernyataan pers Kedutaan Besar Australia di Cina, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Rabu, (29/4/2020).

Pada berita sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morisson mendekati sejumlah kepala negara untuk mendorong adanya investigasi internasional soal Corona. Menurut Morisson, negara-negara terdampak virus Corona berhak tahu dari mana virus itu berasal dan bagaimana wabah bisa terjadi.

Adapun negara-negara yang didekati oleh Morisson yakni Amerika, Prancis, dan Jerman. Ketiga negara tersebut menyetujui ajakan Morisson, namun merasa waktunya belum pas. Dimana Presiden Prancis Emmanuel Macron, misalnya, mengatakan bahwa dirinya ingin fokus menangani wabah  virus Corona di negaranya dulu. Meski begitu, hal tersebut tidak menghentikan upaya Australia.

Kembali Jingye menegaskan bahwa upaya yang didorong Australia tidak hanya bisa mengganggu hubungan bilateral, namun juga pariwisata. Sebab, kata ia, serangan terhadap Cina bisa menimbulkan sentimen Anti-Australia ke depannya yang kemudian berdampak ke jumlah turis dari Cina.

"Mungkin warga Cina kemudian akan bertanya-tanya, buat apa mereka minum anggur Australia? buat apa makan daging Australia," tandas Jingye.

Pemerintah Australia lalu menanggapi pernyataaan Jingye, bahwa  akan memanggillnya untuk meminta penjelasan. Menteri Perdagangan Simon Birmingham bahkan mengatakan bahwa pembicaraan awal sudah dilakukan di mana kementeriannya menyampaikan kekecewaan terhadap pernyataan Cina.

"Australia tidak akan mengubah kebijakannya yang berkaitan dengan kesehatan publik dan keamanan nasional hanya karena ancaman ekonomi," ucap Birmingham.

"Pemerintahan kami sangat sadar bahwa (akibat virus Corona) ratusan ribu nyawa melayang dan ekonomi terpuruk. Hal itu mempengaruhi miliaran penduduk di seluruh dunia dan cukup untuk menjadi alasan perlunya investigasi," tegasnya.

Sampai hari ini, Kamis, (30/4/2020), Australia tercatat memiliki 6.746 kasus, 5.667 pasien yang sudah sembuh dan 89 yang meninggal dunia.