Refleksi Hari Santri, Nasir Djamil Ajak Pemimpin Teladani Semangat "Jihad" Santri

Hari Santri hendaknya menjadi refleksi bagi pemimpin negeri untuk dapat meneladani semangat jihad para santri.

Refleksi Hari Santri, Nasir Djamil Ajak Pemimpin Teladani Semangat "Jihad" Santri
Anggota DPR RI Fraksi PKS, Nasir Djamil/Net

MONITORDAY.COM - Anggota DPR RI Fraksi PKS, Nasir Djamil mengatakan, momen peringatan Hari Santri hendaknya menjadi refleksi bagi pemimpin negeri untuk dapat meneladani semangat jihad para santri dan ulama/kiai berperang (jihad) melawan penjajah.

Karena itu, menurut Nasir, Resolusi Jihad yang difatwakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari harus menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi perjuangan pemimpin negeri untuk berperang (jihad) melawan segala problematika bangsa dan keummatan.

"Hari Santri dirayakan agar kita ingat dengan jasa para ulama yang telah mengeluarkan resolusi jihad melawan penjajah Resolusi Jihad harus tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi pemimpin negeri dalam memerangi kemiskinan, pengangguran, dan bahaya terorisme," kata Nasir kepada Monitorday saat dihubungi di Jakarta, Selasa (22/10/19).

Nasir kemudian mengatakan, bahwa santri adalah bagian lapisan masyarakat Indonesia yang sejak republik Indonesia berdiri telah memberi kontribusi yang berarti.

"Santri dan Kiai berada di garda terdepan melawan penjajah yang ingin menguasai republik ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Nasir mengapresiasi  pemerintah yang dengan resmi telah mencanangan peringatan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober. Hal ini menurut Nasir merupakan bentuk penghargaan pemerintah yang tak lupa dengan kontribusi santri selama ini terhadap bangsa dan negara.

"Santri dan Kyai kini semakin diakui dengan adanya Hari Santri," tandasnya.

Untuk diketahui, Peringatan Hari Santri sendiri ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 melalui Keppres Nomor 22 tahun 2015 dengan mengambil momentum Resolusi Jihad yang difatwakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.