Ray Rangkuti: Jangan Terlalu Mudah Mengobral Gelar Reformasi

Siapapun jangan terlalu mudah mengklaim seseorang dengan gelar Putera Reformasi. Pasalnya, gelar reformasi bagi Ray, merupakan gelar yang tidak mudah untuk dijalani dan dijiwai.

Ray Rangkuti: Jangan Terlalu Mudah Mengobral Gelar Reformasi
Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti/Net

MONITORDAY.COM – Aktivis 98 sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti angkat bicara terkait rencana Universitas Trisakti memberikan gelar Putera Reformasi kepada Presiden Joko Widodo. Terkait hal itu, Ray menyampaikan pesan agar siapapun jangan terlalu mudah mengklaim seseorang dengan gelar Putera Reformasi. Pasalnya, gelar reformasi bagi Ray, merupakan gelar yang tidak mudah untuk dijalani dan dijiwai.

"Kita sudah melihat bapak reformasi yang gagal. Gagal menjadi bapak reformasi. Jadi jangan terlalu mudah mengobral gelar reformasi itu. Apalagi betul-betul nggak dijiwai," katanya saat mengisi Diskusi Publik di Warung Tikum, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (22/9/2019).

Ray kemudian mengatakan Presiden Jokowi tidak cocok untuk mendapat gelar Putera Reformasi. Menurut Ray Rangkuti, selama sebulan terakhir ini Presiden Joko Widodo menunjukkan semangat yang berlawanan dengan semangat reformasi.

"KPK diperlemah, RKUHP dimasukan kembali prinsip yang ditolak reformasi sejak awal. Mulai dari undang-undang pertanahan dan macam-macam yang bertentangan dengan semangat reformasi. Jadi rasanya kurang tepat, kalo setelah melihat ini, kurang tepat rasanya Jokowi diberi gelar putera reformasi," ucap Ray Rangkuti.

Selain itu, Rangkuti juga berpendapat bahwa selama lima tahun kepemimpinan Jokowi, ide-ide reformatif yang dikembangkan oleh Mantan Presiden Ke-3 BJ Habibie tidak dijalankan. Kendati demikian, Ray tidak melarang Universitas Trisakti memberikan gelar tersebut kepada Presiden.

"Bagi mereka yang mau melaksanakan itu ya monggo-monggo saja, tapi kalo saya ditanya, saya mengatakan itu kurang tepat," ujarnya.