Raja Salman Tingkatkan Kuota Haji Indonesia Tahun Depan

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud berjanji akan menambahkan kuota haji untuk jamaah haji asal Indonesia dari sebelumnya 231.000 menjadi 250.000 pada tahun depan.

Raja Salman Tingkatkan Kuota Haji Indonesia Tahun Depan
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud

MONITORDAY.COM - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud berjanji akan menambahkan kuota haji untuk jamaah haji asal Indonesia dari sebelumnya 231.000 menjadi 250.000 pada tahun depan.

Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan hal tersebut disampaikan Raja Saud kepada jajaran Pimpinan MPR RI yang berkunjung ke Istana Kerajaan Arab Saudi pada senin (23/12/2019).

"Alhamdulillah Raja Salman mengatakan akan upayakan sekuat tenaga menambah kuota haji dari 231 ribu menjadi 250 ribu untuk memenuhi permintaan aspirasi rakyat Indonesia," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/12/2019).

Menurut Bamsoet, Raja Saud menyebutkan bahwa rakyat Indonesia yang merupakan penduduk muslim terbesar dunia sebagai saudara sendiri.

Pimpinan MPR RI yang berkunjung ke Istana Kerajaan Arab Saudi tersebut Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Hidayat Nur Wahid, Ahmad Muzani, Syarif Hasan, Zulkifli Hasan, Asrul Sani, Fadel Muhammad, dan sejumlah politisi Nusron Wahid, Darul Siska, Idris Lalena dan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.

Bamsoet menambahkan, dengan meningkatnya kuota saat ini, masa tunggu jamaah yang ingin menunaikan ibadah haji bisa mencapai 20 tahun bahkan lebih. Menurutnya, antusias dan jumlah penduduk muslim Indonesia sangat tinggi, penambahan kuota haji bagi 263 juta jumlah rakyat Indonesia saat ini menjadi sangat penting.

"Global Religious Futures memprediksi hingga tahun 2050 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 256,82 juta dari 263 juta jiwa atau sekitar 86,39 persen. Ditambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar rata-rata 5 persen lebih yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia. Membuat pendapatan masyarakat meningkat, yang pada gilirannya memberikan kemudahan mereka menunaikan ibadah haji," kata Bamsoet yang juga bertemu Ketua Majelis Ash Shura Arab Saudi, Dr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh, di Kantor Parlemen Arab Saudi, Minggu (22/12/19).

Selain itu, Bamsoet mengatakan bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Arab Saudi Dr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh juga mendukung gagasan MPR RI untuk membetuk Forum Majelis Syuro Sedunia.

Menurut Bamsoet, gagasan tersebut untuk menjawab pentingnya peningkatan hubungan antar negara khususnya negara-negara berpenduduk muslim di dunia dalam memerangi radikalisme dan ekstrimisme serta menjaga perdamaian dunia.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, Indonesia juga telah menjadi contoh bagaimana mengelola keberagaman suku, agama, etnis, dan golongan dengan baik. Sehingga, bisa menjadi role model bagi negara lainnya, bahwa antara agama dan peradaban maupun antara agama yang satu dan lainnya bukanlah alasan menjadi sumber pertentangan.

"Hal ini tak terlepas dari keberadaan dua organisasi massa islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang selalu menyebarkan Islam yang tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran). Saat Islam disudutkan di berbagai negara lantaran radikalisme dan ekstrimisme, tidak demikian di Indonesia. Di Indonesia, Islam justru menjadi sumber perdamaian. Hal ini bisa menjadi tambahan pertimbangan bagi Arab Saudi untuk menambah jumlah kuota haji jamaah Indonesia," jelasnya.

Selanjutnya, Bamsoet menegaskan pentingnya negara-negara berpenduduk muslim terbesar dunia, seperti Indonesia dan Arab Saudi, mempromosikan dan menjadi teladan dalam memperkuat ukhuwah islamiyah (persaudaraan yang Islami), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia), dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan menjaga kerukunan antar umat beragama). Menurut perspektif Islam, mengajarkan cinta kasih, tak boleh dijadikan alasan konflik, apalagi perang.

"Atas dasar ukhuwah itulah, rakyat Indonesia melalui para wakilnya di Parlemen mendukung kemerdekaan Palestina dari konflik berkepanjangan dengan Israel, mengutuk tindakan China terhadap muslim di Uighur, serta mengutuk tindakan Myanmar terhadap etnis Rohingnya. Bukan bermaksud mencampuri urusan dan kedaulatan negara lain, melainkan semata untuk membebaskan umat manusia dari penderitaan, serta membumikan kedamaian di muka bumi ini," tandas Bamsoet.

Kemudian, mantan Ketua DPR RI ini mengajak Parlemen Arab Saudi bersinergi dengan Parlemen Indonesia, khususnya di organisasi parlemen negara-negara organisasi kerja sama islam (OKI)/ The Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dan Forum Majelis Syuro Sedunia yang akan dibentuk nanti, maupun di berbagai organisasi dunia lainnya, untuk senantiasa mempromosikan perdamaian dunia. Semangat perdamaian juga sejalan dengan semangat Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.

"Parlemen Arab Saudi dan Indonesia harus bergandengan tangan dan menjadi lokomotif parlemen dunia dalam mewaspadai berkembangnya potensi radikalisme dan ekstrimisme yang mengatasnamakan ajaran Islam. Sehingga Islam tak tercoreng. Islam merupakan sumber perdamaian dunia, bukan sumber pertikaian," pungkasnya.