Puisi Pencipta Kedamaian
Setiap tahun, 28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional.

MONDAYREVIEW.COM - Setiap tahun, 28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional. Penetapan hari ini erat kaitannya dengan penyair Tanah Air, Chairil Anwar. Ya, itu kerena penyair ternama Indonesia yang dijuluki "Si Binatang Jalang" itu meninggal pada 28 April 1949.
Puisi hakikinya bukan sekadar penciptaan kata-kata tanpa makna. Puisi adalah pengungkapan emosi dari apa yang dilihat dan dirasakan. Begitulah yang disampaikan sutradara Rizal Mantovani lewat film Bulan Terbelah di Langit Amerika 2.
Di akhir film, Rizal menggambarkan bahwa dunia memang penuh dengan keberagaman, namun keberagaman itu justru bisa membentuk kesatuan. Puisi berjudul "Harapan Satu-satunya" dibacakan Sarah (Hailey Franco), yang merupakan anak korban tragedi WTC 9/11 Azima Hussein (Rianti Cartwright).
Aku berbisik pada angin pagi ini
Tentang sebuah impian dan harapan yang Aku tulis
Di mana mata biru, rambut pirang dan kulit segala warna bisa saling berbagi
Berbagi tawa, berbagi kehidupan
Aku menunjukkan pada angin pagi ini
Tentang sebuah lukisan indah di sudut pikiranku
Sebuah cerita tentang dunia tanpa kebencian atau tanpa perang
Tak ada yang tersisa, kecuali indahnya berbagi kebahagiaan
Aku ingin memeluk angin pagi ini, lagi
Memahat keyakinan atas sebuah harapan
Harapan sebuah dunia penuh kedamaian
Di mana kita saling menyebarkan cinta dan kebahagiaan
Jangan pernah hapus harapanku
Karena angin pembawa berita gembira telah datang hari ini
Puisi ini pun menjadi pendamai antara Sarah dan Azima Hussein dengan ibu kandungnya Ms Collins (Ira Wibowo). Ms Collins sebelumnya sangat membenci Azima karena dia menikah dengan pria Muslim dan menjadi pemeluk Islam. Hal itu berseberangan dengan Ms Collins yang memang seorang Kristiani yang sangat taat.
Bulan Terbelah di Langit Amerika 2 menceritakan tentang kelanjutan dari sequel pertamanya. Film ini mengisahkan tentang misteri harta karun para pelaut Muslim Tiongkok yang disebut-sebut sudah menemukan Benua Amerika jauh sebelum Christopher Columbus. Film ini menjadi perlebaran dari film pertama Bulan Terbelah di Langit Amerika yang menceritakan tentang Islamophobia di Amerika Serikat.