Puasa Gadget Membuat Warga Kosta Rika Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia
Penduduk Kosta Rika berinteraksi sosial secara tatap muka 5-6 jam setiap hari.

MONITORDAY.COM – Bahagia pasti menjadi keinginan setiap orang. Karena itu, ada banyak orang yang rela membayar dan melakukan apapun untuk meraih kebahagian itu. Dari mencari pasangan yang ideal, membangun rumah impian, hingga menyekolahkan anak ke sekolah ternama dan lain sebagainya.
Atau bahkan ada pula yang nekad berpindah kewarganegaraan. Karena bagi mereka, tingkat kemajuan sebuah negara akan berbanding lurus dengan tingkat kebahagiaan yang akan dirasakan. Karena itu, tak heran bila negara-negara maju di Eropa, Amerika atau bahkan tetangga kita Singapura menjadi pilihan utama.
Meski begitu, tentu ada juga negara yang sebetulnya tidak memiliki kriteria di atas, namun terbukti dihuni oleh masyarakat dengan indeks kebahagiaan yang cukup tinggi, Kostarika misalnya.
Dan Buetner dalam bukunya ‘The Blue Zones of Happiness’, menemukan bahwa beberapa negara memiliki lebih banyak penduduk yang bahagia disbanding negara lain. Alasan mereka lebih bahagia antara lain karena adanya jaminan hidup layak dan fasilitas gratis, jenjang kehidupan yang jelas, serta interaksi sosial yang banyak.
Menurut Buettner, Kosta Rika menawarkan tingkat kebahagiaan sehari-hari tertinggi di dunia. Sumber kebahagiaan tersebut umumnya berkaitan dengan keluarga, agama, dan interaksi sosial. "Penduduk Kosta Rika berinteraksi sosial secara tatap muka 5-6 jam setiap hari," ucapnya.
Buettner juga mengatakan bahwa penduduk Kosta Rika secara teratur berkumpul untuk menonton pertandingan sepak bola, konser dan pesta barbecue. Mereka juga tidak pernah melewatkan acara makan bersama keluarga di akhir pekan. Rupanya interaksi langsung dengan orang lain --bukan melalui gadget-- membuat orang lebih bahagia dan mampu menghasilkan komunikasi dan saling pengertian yang mendalam sehingga orang benar-benar merasa memiliki banyak teman.
"Karenanya mulailah sering makan bersama teman, ngopi dan nonton acara olahraga atau onser musik bersama teman-teman, dan melakukan kegiatan lain bersama," ucapnya.
Bagaiman dengan di Indonesia? Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pernah merilis hasil surveinya tahun 2017 di Indonesia. Hasilnya, sebagian besar responden mengaku mengakses internet lebih dari enam jam setiap hari. Ada sekitar 55,39 persen dari total responden yang setiap hari mengakses internet lebih dari enam jam. Sementara responden lain lebih bervariasi, mulai dari 2 sampai 6 jam sehari.
[Mrf]