Prioritas Dalam Transformasi BUMN Dan Bukti Nyata Keberhasilan Erick Thohir   

MONITORDAY.COM - Era baru Kementerian BUMN ditandai dengan transformasi BUMN. Ada 5 prioritas utama Kementerian BUMN yang disebut sebagai BUMN core pillars. Prioritas tersebut adalah nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, dan pengembangan talenta.

Hal tersebut diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya M. Sinulingga dalam Diskusi Virtual Kopi Pahit bertajuk “Transformasi BUMN” yang diselenggarakan Monday Media Group (MMG) pada Rabu (1/12/2021). Dalam paparannya Arya menitikberatkan pada upaya transformasi BUMN yang dinilainya sangat penting dan menunjukkan hasil-hasil yang menggembirakan semua pihak. 

Sebagai contoh adalah upaya mendatangkan investasi yang cukup besar untuk pengembangan Kualanamu oleh PT Angkasa Pura sebagai Aerocity pertama di Indonesia. Sebuah langkah besar dalam menarik investor. Disamping fasilitas penerbangan juga dikembangkan pariwisata, industri, dan fasilitas lainnya. Skema yang digunakan Built, Operate, Transfer (BOT) bukan berarti menjual asetnya yang bernilai Rp5,2 Triliun saat ini. 

Upaya tersebut diyakini akan  memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat di Sumatera Utara. Termasuk dengan menggandeng perusahaan dunia yang memiliki keunggulan teknologi dan manajemen pengelolaan bandara. Demikian menurut Arya. 

Di samping itu Kementerian BUMN juga menekankan AKHLAK sebagai core value. Sejalan dengan itu kebijakan penting yang perlu dicatat adalah restrukturisasi bisnis BUMN difokuskan pada core business-nya. Dari 108 BUMN kini tinggal 41 BUMN yang terbagi dalam 12 klaster. Sejumlah BUMN dirapingkan bahkan melalui proses pengadilan beberapa BUMN yang tidak sehat akan ditutup. 

Lebih kanjut Arya memaparkan bahwa kepemimpinan baru di BUMN  ditandai dengan 15% perempuan dan 5% milenial menjadi bagian dari dewan direksi BUMN dan ditargetkan pada 2023 25% perempuan dan 10% milenial ada dalam jajaran direksi BUMN. 

Pencapaian lain yang perlu digarisbawahi adalah pengakuan akan kualitas beberapa BUMN sebagai perusahaan kelas dunia. Forbes dan Fortune mencatat bahwa BRI, Bank Mandiri, Telkom, Pertamina, BNI, dan Pertamina.sebagai perusahaan yang berdaya saing tinggi dan termasuk dalam kualifikasi tersebut. 

Arya menegaskan bahwa transformasi BUMN dilakukan dengan harapan Indonesia mampu mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Saat itu Indonesia diharapkan masuk dalam 4 besar ekonomi dunia dengan proyeksi pendapatan per kapita sebesar USD 23.199. Syaratnya adalah infrastruktur yang memadai, SDM yang berkualitas, penguasaan teknologi, serta ekonomi sehat dan berkelanjutan. Muaranya adalah ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, dan ketahanan energi. 

Kontribusi kinerja BUMN sangat jelas. Dari janji Rp43 Triliun ternyata dapat dicapai laba bersih 
Hingga Rp61 Triliun di kuartal III 2021. Hal ini dicapai ketika Indonesia berada di tengah pandemi. 

Di akhir paparannya Arya menekankan pada bukti konkret keberhasilan transformasi. Studi kasus transformasi BUMN memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Sebagai contoh PT Krakatau Steel, PT Perkebunan Negara (PTPN), dan Indonesia Financial Group (IFG). Krakatau Steel yang sebelumnya membukukan kerugian selama delapan tahun hingga Rp35 Triliun mulai bangkit dan mencatatkan laba di kuartal I 2020. Pencapaian KS melaluli restrukturisasi operasional hingga digitalisasi membawa hasil karena kepemimpinan yang kuat dan peta jalan yang jelas. 

PTPN pun demikian. Pinjaman Rp41 Triliun dapat direstrukturisasi. Holding PTPN membawa pada sinergi dan fokus dalam ekosistem bisnis perkebunan. Demikian pula dengan migrasi Jiwasraya ke IFG Life. Outputnya adalah menekan kerugian serta menjaga keberlangsungan manfaat polis bagi 2,5 juta peserta dan nasabah Jiwasraya.  

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi tersebut pendiri MMG Muchlas Rowi, Komisaris Independen PT Semen Baturaja Endang Tirtana, dan Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim.