Prihatin Atas Penolakan Jenazah Nuria, Haedar Nashir Persembahkan Puisi yang Menyentuh

Jenazah perawat positif corona Nuria Kurniasih ditolak Ketua RT dan warga Sewakul, Kabupaten Semarang pada Kamis (9/4) karena dianggap berpotensi menularkan virus corona.

Prihatin Atas Penolakan Jenazah Nuria, Haedar Nashir Persembahkan Puisi yang Menyentuh
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir/Net

MONITORDAY.COM - Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menuliskan sebuah puisi yang ia goreskan sebagai tanda hormatnya untuk perawat covid-19 yang gugur di medan juang bernama Nuria Kurniasih.

Nuria adalah perawat RS Kariadi Semarang yang terinfeksi setelah beberapa hari merawat seorang pasien positif corona sebelum meninggal di rumah sakit tersebut.

Jenazah perawat positif corona Nuria Kurniasih ditolak Ketua RT dan warga Sewakul, Kabupaten Semarang pada Kamis (9/4) karena dianggap berpotensi menularkan virus corona.

Pihak RS Kariadi dan Pemerintah Kota Semarang akhirnya memproses pemakaman jenazah Nuria di pemakaman milik rumah sakit itu yakni di TPU Bergota Semarang.

Peristiwa ini kemudian mengundang rasa prihatin Prof Haedar hingga terciptalah sebuah sajak berjudul "Selamat Jalan Syahidah Nuria"

Selamat Jalan Syahidah Nuria

Karya: Haedar Nashir

Engkau di tolak warga
Dimakamkan di tanah Tuhan
Tapi wahai perawat teladan
Engkau Pejuang Corona di garda depan
Saudaramu sebangsa mendoakan

Engkau ditolak warga
Dimakamkan di tanah Tuhan
Tapi wahai perawat teladan
Di kubur manapun bercahaya terang
Engkau Syahidah menuju surge idaman

Engkau di tolak warga
Dimakamkan di tanah Tuhan
Kami sadar gotongroyong masih ucapan
Maafkan mereka yang bekum paham
Bagaimana Nabi mengajarkan ihsan

Selamat jalan Syahidah Nuria
Engkau tinggalkan jejak bermakna
Kami getir hadapi Corona yang membuana
Lebih getir bila elite dan warga bangsa
Hilang empati dan jiwa utama

Palemen- Tamantirto, Sabtu 11 April 2020

Sebelumnya, Haedar menyayangkan penolakan jenazah pasien Covid-19, terlebih almarhumah merupakan tenaga medis yang gugur selepas merawat pasien Covid-19. Ia menegaskan, mereka semua saudara kita yang wajib diperlakukan dengan penuh penghormatan.

"Mereka berhak dimakamkan di mana pun di negerinya sendiri. Bumi ini di mana pun merupakan milik Allah SWT untuk kepentingan bersama umat manusia," kata Haedar, Kamis (2/4).

Ia menekankan, jenazah korban Covid-19, bahkan karena darurat kesehatan, sudah dimakamkan secara terbatas tanpa diantar keluarga dan kerabat. Karena itu, Haedar menegaskan, mereka layak diperlakukan dengan mulia.

​​​​​​