Mantan Presiden Bolivia Kutuk AS Soal Perang Rusia-Ukraina, Paman Samlah Provokator Sesungguhnya

MONITORDAY.COM - Amerika Serikat (AS) memang pantas disebut provokator yang sengaja menyulut perang untuk bisnis senjata, mendirikan pangkalan militer, dan merebut sumber daya alam. Hal itu diungkapkan mantan Presiden Bolivia, Evo Morales yang melihat jejak invasi Amerika di beberapa negara.
"AS mencari cara untuk menjual senjata dan merebut sumber daya. Mereka mencari hal yang sama di Irak, Afghanistan, Libya," kata Morales di kutip AFP, Senin (2/5/2022).
Begitupun dengan Ukraina. Di wilayah ini, Washington sengaja mencari peluang untuk mengepung Rusia dengan kehadiran militer.
Morales juga menyebut organisasi seperti NATO tidak seharusnya mencoba mendominasi, memecah belah negaranya.
"Orang yang memiliki senjata paling banyak dan yang terorganisir seperti NATO seharusnya tidak mencoba mendominasi, memecah belah, mencuri sumber daya negara-negara yang sengaja diduduki, termasuk wilayah kami di Bolivia," tegas Morales.
Sebelumnya, Evo Morales di akun Twitter-nya mengutuk intervensi AS dalam konfrontasi Rusia dan Ukraina.
Morales menyalahkan Washington atas apa yang terjadi di Ukraina.
Sementara itu di AS sendiri, invasi Rusia ke Ukraina membuka peluang bagi warga Amerika yang ingin ikut berperang.
Kedutaan Besar Ukraina di Washington membuka pusat rekrutmen bagi orang Amerika yang ingin bergabung dalam perjuangan. Para diplomat yang bekerja di kedutaan di bagian kota Georgetown, mengajukan ribuan tawaran dari para sukarelawan yang ingin berjuang untuk Ukraina.
“Mereka benar-benar merasa bahwa perang ini tidak adil, tidak beralasan,” kata atase militer Ukraina, Mayor Jenderal Borys Kremenetskyi.
“Mereka merasa harus pergi dan membantu,” katanya menyambungkan dikutip dari AP News.
Relawan AS hanya mewakili sebagian kecil dari orang asing yang ingin berjuang untuk Ukraina.
Mereka cuma sebagian kecil dari bantuan internasional yang telah mengalir ke Ukraina.