PKS Ganti Logo, Fahri: Supaya Tak Bayar Utang!
Perubahan logo PKS memiliki agenda terselubung

MONITORDAY.COM- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merilis logo terbarunya secara resmi bersamaan dengan kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) V PKS yang digelar di Bandung, Jawa Barat.
Perubahan yang menonjol dari logo baru PKS, bergantinya warna kuning menjadi warna orange dan segi empat berubah bundar.
Terkait perubahan logo tersebut, Eks Kader PKS, Fahri Hamzah, yang saat ini menjabat sebagai pimpinan di Partai Gelora angkat bicara.
Ia mengatakan, perubahan logo tersebut memiliki agenda terselubung. Hal itu ia sampaikan dalam cuitannya di twitter. Meski tak menyebutkan nama partai, cuitan Fahri disinyalir mengarah ke partai yang dulu pernah ia perjuangkan di Senayan.
Fahri lantas mengungkit keputusan inkrah yang memenangkan perkaranya melawan PKS di pengadilan beberapa waktu lalu. Atas keputusan itu, PKS dituntut mengganti rugi dengan membayar 30 Milliar kepada Fahri Hamzah.
"Ada yang ganti logo dan gerilya merubah keputusan incrach supaya tidak bayar hutang. Kasian betul perjuangan ya...ampun deh..kasian kader...????????," cuit Fachri di Twitter, Sabtu (21/11/20).
Ia kemudian memposting sebuah buku putih yang ia terbitkan dan menjelaskan isi buku tersebut.
"Untuk diketahui bahwa #BukuPutihFH ini telah menjadi bacaan umum untuk menguatkan sikap bahwa pejabat publik tidak boleh dikendalikan partai politik dari belakang. yurisprudensi ini seharusnya dibela agar korupsi pejabat publik dapat dihindari jika parpol membatasi diri," papar Fahri dalam cuitannya.
"Jika yurisprudensi ini dibatalkan maka partai politik tidak lagi punya halangan untuk mengintimidasi pejabat publik dari belakang dan memaksa mereka melakukan kegiatan korupsi. Seperti yang sering terjadi dalam korupsi anggaran, kuota dan perijinan. Ini serius!," ujar Fahri.
Kendati demikian, menurut Fahri kebenaran tak pernah dilumpuhkan. Bagi Fahri kebenaran akan menemukan jalannya, termasuk soal ikhtiarnya memperjuangkan kebenarannya melawan PKS di pengadilan.
"Kalian boleh secara terus menerus menggunakan lobby dan kekuasaan untuk mengukuhkan kuasa dunia. Tapi, kebenaran takkan pernah dilumpuhkan. Ia akan selalu mencari jalannya. Keinginan membangun tradisi partai politik yang baik tidak bisa dikalahkan. Takkan pernah!" papar Fahri.
Dalam cuitan terakhirnya, Fahri lantas mengutip salah satu puisi pamungkas dari Penyair sekaligus Aktivis, Wiji Tukul.
"Hanya ada 1 kata dari saya: LAWAN!," tutup Fahri.