Pilkada DKI Jakarta Telah Usai, Saatnya Rekonsiliasi
Itulah demokrasi yang menyimpan kekecewaan terhadap hasil. Dan diperlukan kedewasaan dalam berdemokrasi untuk menerima hal tersebut.

MONDAYREVIEW.COM – Perhelatan Pilkada DKI Jakarta telah secara resmi dimenangkan oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Boleh dibilang kontestasi di Pilkada DKI Jakarta ini memang begitu tinggi dan menyita emosi. Seperti lazimnya sebuah kompetisi, ada yang kalah dan ada yang menang. Ketika hasilnya telah sah, maka diperlukan jiwa besar baik bagi yang menang, maupun yang kalah.
Bagi yang menang, maka menjadi pemimpin secara keseluruhan. Maka hingga Oktober 2017, Anies-Sandi sudah seyogianya untuk menginisiasi tenun kebersamaan warga DKI Jakarta. Sandiaga Uno diantaranya telah mengeluarkan pernyataan untuk meminta pendukungnya agar melepas atribut kampanye.
“Mari kita tanggalkan baju ini, kita ganti dengan baju biasa saja karena kita siap bekerja, bukan berkampanye lagi,” kata Sandiaga di Jakarta, Ahad (14/5) seperti dilansir Republika.
Sandiaga mengingatkan, lebih penting meninggalkan atribut agar lebih mudah merangkul seluruh warga dari berbagai kalangan. Dia meminta pendukungnya agar segera bergerak atau aktif dan menghargai pendukung pasangan lain. Hal tersebut untuk mempermudah terjalinnya rekonsiliasi.
Pun begitu dengan pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sudah selayaknya menyadari kontestasi telah usai. Diperlukan sikap legowo untuk menerima hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Mereka pun seyogianya menjadi pelaku demokrasi yang baik terkait event Pilkada di ibu kota Indonesia ini. Masih ada waktu hingga Oktober 2017 ini untuk terus memberikan dukungan agar Djarot yang menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta untuk merampungkan tugasnya dengan baik serta mampu menjembatani program Gubernur dan Wakil Gubernur berikutnya.
Adalah kontraproduktif dengan terus menyiramkan api permusuhan dan berkukuh jagoannya lebih layak menjadi pemimpin. Itulah demokrasi yang menyimpan kekecewaan terhadap hasil. Dan diperlukan kedewasaan dalam berdemokrasi untuk menerima hal tersebut.