Pesan Wamenag ke Ormas Islam
Dakwah itu mengajak, bukan mengejek, merangkul bukan memukul, ramah bukan marah-marah dan menasihati, bukan memaki-maki.

MONITORDAY.COM - Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Saadi berharap ormas Islam dalam berdakwah mengedepankan kebijaksanaan daripada dengan cara keras.
"Dakwah itu mengajak, bukan mengejek, merangkul bukan memukul, ramah bukan marah-marah dan menasihati, bukan memaki-maki," kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/12).
Bukan itu saja itu, Zainut mengapresiasi ormas Islam dalam membina umat. Namun juga, ia menyarankan agar dalam pembinaan itu mengedepankan cara lembut, bijak dan penuh kedamaian.
Wamenag menuturkan Rasulullah SAW pun mencontohkan dalam mengajak kebaikan harus penuh dengan kebijakan seperti lewat musyawarah dengan cara baik.
Maka dari itu, ia mengatakan ormas Islam dihadapkan realitas akan tantangan zaman teknologi digital. Sejumlah konten digital cenderung bersifat pascakebenaran atau post-truth bagi warganet. Pascakebenaran membuat warganet mudah percaya dengan konten tanpa mempertimbangkan sisi objektif.
"Kehadiran internet memudahkan akses publik pada ilmu pengetahuan, termasuk pengetahuan agama," ujarnya.
"Sayangnya, tingginya gairah masyarakat untuk memperoleh informasi dan ilmu, termasuk ilmu agama, terkendala dengan rendahnya tingkat literasi di tengah masyarakat," sambungnya.
Era pascakebenaran, kata Zainut, menjadi tantangan ormas Islam karena konten digital banyak berisi hal berbau hoaks tanpa ada upaya klarifikasi informasi.
Oleh karena media sosial dipenuhi konten berisikan ujaran kebencian mengatasnamakan agama, maka hal itu bisa melahirkan intoleransi di tengah masyarakat serta menjadi tantangan pada keharmonisan kehidupan berbangsa.
Dengan demikian, Zainut mendorong agar ormas dan umat dapat memperkaya literasi ilmu pengetahuan, terutama keagamaan, sehingga dapat menangkal dampak negatif teknologi yang memudahkan konten hoaks bertebaran.