Pesan Idul Adha 1442 H di Masjid Raya UMC, Jadilah Pribadi Muslim Yang Baik

MONITORDAY.COM - Kepala Bidang Kemasjidan dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Gozali Sahroni mengatakan bahwa Alquran dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah yang harus selalu dirujuk oleh setiap Muslim dalam segala aspek kehidupan.
Pribadi Muslim yang dikehendaki oleh Alquran dan Sunnah adalah pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya diwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.
" Jadilah pribadi muslim yang baik. Apalagi masa pandemi seperti saat ini, maka berlombalah menjadi pribadi yang unggul hari ini," ujar Gozali selaku khotib Shalat Idul Adha di Masjid Raya UMC, Selasa (20/7/2021).
Persepsi masyarakat tentang pribadi Muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi Muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang Muslim.
Oleh karena itu standar pribadi Muslim yang berdasarkan Alquran dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi Muslim.
Pembentukan kepribadian Muslim diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan faktor ajar (lingkungan), dengan berpedoman kepada nilai-nilai keIslaman.
Faktor dasar pengembangan dan peningkatan kemampuannya melalui bimbingan dan pembiasaan berfikir, bersikap dan bertingkah laku menurut norma-norma Islam.
Sedangkan faktor ajar dilakukan dengan cara mempengaruhi individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi yang mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma-norma Islam seperti teladan, nasihat, anjuran, ganjaran, pembiasaan, hukuman, dan pembentukan lingkungan serasi.
Kepribadian Muslim di zaman sekarang ini dapat dikatakan jauh dari norma-norma Islam.
Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya korupsi di kalangan pejabat, akademisi hingga lapisan bawah.
" Praktik tercela seperti korupsi, walau kecil, ini jelas tercela dan seorang muslim tidak pantas menjadi pribadi yang koruptif . Semoga tidak ada yang coba-coba lindungi oknum seperti itu," ungkap Gozali.
Mewajarkan yang salah menjadi benar
Gozali lantas bertanya, bagaimana jika ada pihak yang sudah terbiasa melakukan keji seperti korupsi? maka hal itu tercermin dari kepribadiannya yang kerap kali mewajarkan yang salah menjadi benar.
Padahal orang seperti ini, pantasnya di berikan hukuman yang paling berat sehingga umat ini harus bangkit dan tidak boleh terjangkit dengan sifat tercela tersebut.
Kualitas moral seseorang rupanya tak selalu sejalan dengan gelar akademik yang diraihnya. Siapa pun dia, bahkan para profesor sekalipun, tak aman dari godaan korupsi.
" Mau S1-S3, pejabat hingga rakyat melata, korupsi kecil-kecil hingga terstruktur jadi konsumsi publik di negeri ini. Padahal, mayoritas kita ini Islam," terang Gozali.
Oleh karena itu, perlu dikaji, bagaimana sebenarnya Rasulullah SAW mendidik generasi Muslim awal sehingga mereka memiliki kepribadian yang tangguh dan mulia, yakni pribadi yang mau, mampu dan rela menegakkan kebenaran.
Hal ini perlu dikaji lebih mendalam tentang pembentukan kepribadian Muslim dalam perspektif kajian filsafat pendidikan Islam.
Kepribadian sangat perlu dibahas dalam kajian filsafat pendidikan Islam.Karena kepribadian manusia dalam pendidikan Islam menjadi sesuatu yang sangat penting.
Kepribadian Muslim inilah yang merupakan ciri-ciri khas pada seseorang manusia yang beragama Islam yang merupakan hasil dari proses pendidikan Islam, sehingga menjadi manusia Muslim dengan kepribadian yang baik.
Dengan demikian, kepribadian Muslim adalah kepribadian seseorang yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
Kepribadian yang mencerminkan tingkah laku dan perbuatannya sesuai dengan tuntunan yang telah digariskan dalam Islam.
Akhirnya, Gozali mengajak jamaah sholat Idul Adha 1442 H untuk memperkuat Kepribadian Muslim yang patuh dan berserah diri kepada Allah SWT.
Perayaan sholat idul adha berlangsung dengan menjalankan protokol kesehatan ketat. Usai sholat dan khutbah idul adha, seluruh jamaah tidak berjabat tangan seperti lajimnya. Terpantau, jamaah langsung pulang ke rumah masing-masing.