Perkembangan Fintech, Penanda Revolusi Industri 4.0
Kemudahan akses, minimasi biaya transaksi, dan keamanan transaksi elektronik menjadi kelebihan fintech

MONDAYREVIEW.COM- Teknologi Keuangan semakin berkembang. Kalau di tahap 2.0, Fintech ditandai dengan kehadiran mesin anjungan tunai mandiri atau ATM maka di Fintech 3.0 atau 3.5 kehadirannya ditandai dengan internet banking yang memudahkan konsumen, bahkan mampu menggaet mereka yang selama ini tidak memiliki rekening bank.
Definisi Fintech terus berubah. Namun, Fintech memiliki beberapa ciri khas. Yaitu, (a) implementasi dan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan jasa perbankan dan keuangan (b) umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan atau startup. (c) memanfaatkan teknologi software, internet, komunikasi, dan komputasi terkini, dan (d) Bersifat “merusak” (disruptive) pasar/industri yang sudah mapan (established)
Bentuk dasarnya, yang pertama C2C atau konsumen ke konsumen yang meliputi Pembayaran (digital wallets, P2P payments) dan Investasi (equity crowdfunding, P2P lending). Untuk pembayaran kita kenal antara lain Go Pay, Doku, dan iPaymu. Yang kedua, B2C atau bisnis ke konsumen yang meliputi Pembiayaan (crowdfunding, micro-loans, credit facilities) Asuransi (risk management). Dan yang ketiga B2B atau bisnis ke bisnis yang meliputi Lintas-proses (big data analysis, predictive modeling) dan Infrastruktur (security)
Dengan 10 juta hingga 50 juta pengguna aplikasi Go-Jek di seluruh Indonesia, perusahaan startup unicorn ini telah berhasil menjadi alat pembayaran non tunai skala nasional. GoPay telah menjadi aplikasi fintech untuk transaksi pembayaran non tunai terbesar di Indonesia.
Pengisian saldo GoPay dapat dilakukan melalui ATM, Internet Banking dan Mobile Banking. Go-Pay dapat digunakan untuk membayar seluruh transaksi dalam aplikasi Go-Jek. Aplikasi Go-Jek kini sudah menjadi aktivitas akses keseharian, mulai dari transportasi, belanja kebutuhan sehari-hari, hingga untuk memesan tiket penerbangan dan hotel.
Go-Pay juga mendukung pembayaran sebagian, artinya sebagian pembayaran dapat dilakukan melalui uang cash, sebagian melalui saldo Go-Pay. Aplikasi Go-Jek akan lebih dapat di andalkan jika sudah menggunakan disaster recovery center di Indonesia, karena AWS sebagai tempat hosting Go-Jek juga sempat mengalami kelumpuhan sistem.
Doku merupakan alat pembayaran elektronik yang menggunakan teknologi QR (Quick Response). Saat ini Doku sudah digunakan hampir 1 juta orang di Indonesia. Dengan kemudahan cara isi saldo dan cara pakai, hal ini menjadikan Doku sebagai salah satu aplikasi fintech paling popular sebagai alat pembayaran.
Doku dapat digunakan mulai dari untuk transaksi pembayaran pada restoran dan cafe, pembelian tiket pesawat, hotel, konten digital, pulsa elektronik, dan sebagainya. Anda dapat melihat daftar merchant doku disini.
iPaymu merupakan Aplikasi fintech untuk transaksi pembayaran toko online dan toko offline. iPaymu sudah terhubung ke 140 bank di Indonesia pada jaringan Visa, MasterCard, dan JCB. Saat ini iPaymu telah digunakan oleh 48.113 merchant (penjual) di seluruh Indonesia. Aplikasi iPaymu bisa digunakan untuk transaksi debit non tunai sebagai alat pembayaran, hal ini biasa di sebut sebagai dompet elektronik atau dompet digital.
Sementara untuk fintech permodalan anatara lain investree dan amartha. Fokus Investree pada pembiayaan perusahaan tidak berubah, yakni usaha kelas menengah dengan berbasiskan invoice tagihan. Investree pun mengklaim tingkat Non Performing Loan (NPL) perusahaan nol, sehingga seluruh pembiayaannya tergolong lancar.
CEO sekaligus Co-founder Investree Adrian Gunadi mengatakan pinjaman yang difasilitasi Investree sepanjang 2017 mencapai Rp530 miliar. Realisasi tersebut naik hampir 10 kali lipat dibandingkan nilai yang disalurkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang sekitar Rp53,7 miliar.
iGrow menjadi pelopor inovasi teknologi di era digital untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu masalahnya, menurut Andreas ialah akses permodalan, akses market dan kepemilikan aset. Setelah mengalami kegagalan di tahun 2013, setahun kemudian iGrow berhasil tumbuh menjadi start-up yang cukup potensial.
iGrow merupakan sebuah platform yang membantu petani lokal, lahan yang belum optimal diberdayakan, dan para investor penanaman untuk menghasilkan produk pertanian organik berkualitas tinggi. Tidak hanya itu, iGrow juga telah menjadi sumber pendapatan bagi para petani, pemilik lahan, dan investor penanaman.
Peranan Fintech harus didorong untuk mempercepat pembangunan. Keterlibatan seluruh lapisan masyarakat terutama yang berada di lapisan bawah piramida sosial sangat mungkin bisa digerakkan dengan kemajuan teknologi.
Peranan Fintech antara lain memberi solusi struktural bagi pertumbuhan industri berbasis elektronik (e-commerce), mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah serta lahirnya wirausahawan (entrepreneur) baru, mendorong usaha kreatif (seperti artis, musisi,pengembang aplikasi, dsb.) untuk meraih distribusi,pasar yang luas (critical mass), dan memungkinkan pengembangan pasar, terutama yang masih belum terlayani jasa keuangan dan perbankan konvensional (unbanked population)