Penyebab Penyakit Ujub

SEKIRANYA seorang insan benar-benar memahami dirinya, asal penciptaannya hingga tumbuh menjadi manusia sempurna, niscaya ia tidak akan terkena penyakit ujub. Ia pasti meminta kepada Allah SWT agar dihindarkan dari penyakit ujub sejauh-jauhnya.

Penyebab Penyakit Ujub

               SEKIRANYA seorang insan benar-benar memahami dirinya, asal penciptaannya hingga tumbuh menjadi manusia sempurna, niscaya ia tidak akan terkena penyakit ujub. Ia pasti meminta kepada Allah SWT agar dihindarkan dari penyakit ujub sejauh-jauhnya. Salah seorang penyair bertutur dalam sebuah syair yang ditujukan kepada orang-orang yang terbelenggu penyakit ujub: Hai orang yang pongah dalam keangkuhannya. Lihatlah tempat buang airmu, sebab kotoran itu selalu hina. Sekiranya manusia merenungkan apa yang ada dalam perut mereka, niscaya tidak ada satupun orang yang akan menyombongkan dirinya, baik pemuda maupun orang tua. Apakah ada anggota tubuh yang lebih dimuliakan selain kepala? Namun demikian, lima macam kotoranlah yang keluar darinya! Hidung beringus sementara telinga baunya tengik.Tahi mata berselemak sementara dari mulut mengalir air liur. Hai bani Adam yang berasal dari tanah, dan bakal dilahap tanah,tahanlah dirimu (dari kesombongan), karena engkau bakal menjadi santapan kelak.

              Penyair ini mengingatkan kita pada asal penciptaan manusia, lalu apakah yang mendorong mereka berlagak sombong? Pada awalnya ia berasal dari setetes mani hina, kemudian akan menjadi bangkai yang kotor sedangkan semasa hidupnya ke sana ke mari membawa kotoran.        Seorang insan terkadang memandang mulia diri-nya karena darah biru yang mengalir di tubuhnya. Ia menganggap dirinya lebih utama dari si Fulan dan Fulan. Ia tidak mau mendatangi si Fulan sekalipun ber-kepentingan. Dan tidak mau mendengarkan ucapan si Fulan. Tidak syak lagi, ini merupakan penyebab utama datangnya penyakit ujub.  Dalam sebuah kisah pada zaman kekhalifahan Umar ra. disebutkan bahwa ketika Jabalah bin Al-Aiham memeluk Islam, ia mengunjungi Baitullah Al-Haram. Sewaktu tengah melakukan thawaf, tanpa sengaja se-orang Arab badui menginjak kainnya. Tatkala mengetahui seorang Arab badui telah menginjak kainnya, Jabalah langsung melayangkan tangannya memukul si Arab badui tadi hingga terluka hidungnya.

                Si Arab badui itu pun melapor kepada Umar ra., Umar ra. pun memanggil Jabalah lalu berkata kepadanya: “Engkau harus diqishash wahai Jabalah!”. Jabalah membalas: “Apakah engkau menjatuhkan hukum qishash atasku? Aku ini seorang bangsawan sedangkan ia (Arab badui)!” Umar ra. menjawab: “Islam telah menyamaratakan antara kalian berdua di hadapan hukum!”.   Tidakkah engkau ketahui bahwa: Islam telah meninggikan derajat Salman seorang pemuda Parsi
Dan menghinakan kedudukan Abu Lahab karena syirik yang dilakukannya.
Ketika Jabalah tidak mendapatkan dalih untuk melepaskan diri dari hukuman, ia pun berkata: “Berikan aku waktu untuk berpikir!”. Ternyata Jabalah melarikan diri pada malam hari. Diriwayatkan bahwa Jabalah ini akhirnya murtad dari agama Islam, lalu ia menyesali perbuatannya itu.