Penghadangan Ustad Abdul Somad Bentuk Arogansi Mengatasnamakan Pancasila dan NKRI
Jika polisi tidak tegas, penghadangan terhadap tokoh dan ulama yang menurut versi mereka tidak cinta NKRI dan Pancasila pasti akan kembali terjadi.

Mondayreview.com – Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris mendesak agar pihak kepolisian menindak tegas otak dan pelaku penghadangan terhadap ustad, seperti yang dialami oleh ustad Abdul Somad saat hendak melakukan safari dakwah di Kota Denpansar, Bali. Jika ini tetap dibiarkan, maka kejadian serupa akan terjadi di daerah-daerah lain.
“Polisi harus tegas melakukan tindakan hukum. Jika tidak maka kejadian serupa akan terjadi. Ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan keresahan sosial yang besar," katanya dalam siaran persnya, Senin (11/12).
Fahira mengungkapkan apa yang dialami oleh ustad Abdul Somad bukan kejadian yang pertama. Kejadian penghadangan ustad, ulama atau tokoh agama pernah terjadi. Bahkan mereka nekad masuk bandara dan membawa senjata tajam. Namun hingga saat ini dirinya tidak mendengar ada tindakan hukum kepada para pelaku.
“Jadi ke depan jika polisi tidak tegas, penghadangan terhadap tokoh dan ulama yang menurut versi mereka tidak cinta NKRI dan Pancasila pasti akan terjadi dan ini sangat berbahaya keharmonisan bangsa,” tegasnya.
Fahira mengatakan saat ini penurunan pemaknaan makna cinta Pancasila dan NKRI sudah sangat mengkhawatirkan. Sebab ada sekelompok masyarakat yang dengan percaya diri menyatakan diri paling Pancasila dan paling cinta NKRI, sementara kelompok yang lain anti-Pancasila dan NKRI hanya karena berbeda pendapat, pandangan, dan kritis terhadap pemerintah.
“Penghadangan terhadap ustad Abdul Somad selain bentuk kegagalan berpikir juga adalah bentuk arogansi mengatasnamakan Pancasila dan NKRI,” katanya.
Menurutnya tuduhan tersebut sangat tidak beralasan. Pasalnya selama ini, yang mengundang ustad Abdul Somad berceramah itu mulai dari pejabat negara, kepala daerah, bahkan satuan-satuan TNI di daerah, hingga kelompok pengajian biasa dari seluruh Indonesia. Mana mungkin mereka mengundang Ustad Somad kalau beliau anti-NKRI.
Kecintaan Ustaz Somad terhadap NKRI, menurut Fahira, bukan lagi sekedar teriak-teriak saya Pancasila saya NKRI, tetapi sudah diamalkan. Ustaz Somad, rutin turun ke desa-desa terpencil mengajarkan cinta Tanah Air kepada anak-anak bangsa.
"Sekarang saya mau tanya, apa yang sudah dilakukan orang-orang yang menghadang Ustadz Somad terhadap NKRI dan Pancasila?" tanya Fahira.
Sebelumnya, penghadangan terhadap Ustaz Somad dilakukan segelintir orang saat hendak melakukan safari dakwah di Kota Denpasar, Bali. Aksi penghadangan yang mengatasnamakan Cinta Pancasila dan NKRI Harga Mati malah dilakukan dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila dan berpotensi merusak harmoni antarumat beragama.