Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Serukan Jaga Persatuan Bangsa

Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu persatuan bangsa

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Serukan Jaga Persatuan Bangsa
Gus Sholah

MONITORDAY.COM - Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu persatuan bangsa.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh Pondok Pesantren Tebuireng menyikapi situasi nasional yang tengah berkembang pasca-insiden pembakaran bendera pada peringatan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat, beberapa hari lalu.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam siaran persnya yang digelar di dalem kasepuhan mengatakan, Pesantren Tebuireng menyesalkan terjadinya peristiwa pembakaran bendera yang menimbulkan kegaduhan secara nasional.

Pesantren Tebuireng, lanjut Gus Sholah, menilai tindakan tersebut yang mengalami penyusupan pada acara peringatan Hari Santri Nasional dan pembakaran bendera merupakan perbuatan yang tidak beretika.

"Tindakan penyusupan pada acara HSN dan tindakan pembakaran bendera itu tidak etis," demikian salah satu poin pernyataan sikap yang diterima Monitorday.com dari Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, sebagaimana disampaikan Gus Sholah, Minggu (28/10/2018).

Meski demikian, kata Gus Sholah, Pesantren Tebuireng menghargai permintaan maaf yang dilakukan pihak pembakar bendera maupun pihak yang dianggap penyusup.

Atas insiden tersebut, cucu dari kiai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari itu menyampaikan harapan Pesantren Tebuireng agar pihak keolisian segera menindaklanjuti proses hukum kasus tersebut hingga tuntas.  

Menyikapi kasus pembakaran bendera dan tindakan penyusupan pada acara HSN, Pondok Pesantren Tebuireng meminta semua pihak mengedepankan persatuan bangsa serta kearifan guna menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyyah.

"Menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu persatuan bangsa," tutur Gus Sholah, didampingi KH Abdul Hakim Mahfudz dan sejumlah pengurus pondok pesantren Tebuireng.