Kata Pengamat Soal Kampanye Baju Putih Jokowi: Simbol Perlawanan Terhadap Kampanye Hitam
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komarudin menyebut kampanye seruan untuk coblos baju putih Jokowi merupakan hal positif.

MONITORDAY.COM - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komarudin menyebut kampanye seruan untuk coblos baju putih Jokowi merupakan hal positif. Menurutnya, hal tersebut menjadi sebuah simbol perlawanan bagi kampanye hitam yang kerap dilakukan oleh pihak lawan.
"Baju putih merupakan simbol kesucian dan kebersihan jiwa, kampanye untuk melawan simbol hitam yang dikembangkan lawan," kata Ujang, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/3).
Menurut Ujang, baju putih yang dikenakan Jokowi mempunyai makna tersendiri. Seperti bisa digunakan untuk mengidentifikasi diri sebagai pihak yang ada dijalan yang lurus. Selain itu, Bisa pula melambangkan membangun optimisme kemenangan. Karena kita tahu, jagoan itu banyak menangnya jika melawan penjahat.
"Bisa jadi, kampanye mengenakan baju putih sudah dilakukan yang lain sebelumnya. Namun, apa yang dilakukan Jokowi saat ini menemui momentumnya yang tepat," ujar ucap Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.
Menurut Ujang, momentum tersebut seiring menguatnya politik identitas. Menurutnya, politik identitas harus dihadapi dengan kesucian jiwa, yang bisa disimbolkan dengan menggunakan baju putih tersebut.
Lebih lanjut, Ujang menambahkan, suara umat Islam menjadi perebutan dua pasang calon. Menggunakan baju putih merupakan kekhususan. "Kita tahu, bahwa umat Islam ketika beribadah pun banyak yang menggunakan baju putih Mengidentikan diri dengan simbol-simbol yang digunakan umat Islam menjadi sangat penting, apalagi simbol itu bermakna positif," pungkasnya.