Pengamat: Partai Baru Mengekor Popularitas Jokowi Hadapi Pemilu 2019

Partai baru bisa mengambil keuntungan dari partai besar yang terkena isu-isu sensitif

Pengamat: Partai Baru Mengekor Popularitas Jokowi Hadapi Pemilu 2019
Daftar nomor urut partai politi peserta Pemilu 2019

MONITORDAY.COM -- Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai tak ada gagasan baru dari partai-partai baru yang akan bersaing di Pemilu 2019. Hendri menyebut mereka hanya mendompleng ketenaran Joko Widodo (Jokowi)  untuk mendongkrak elektabilitasnya.

“Kans partai baru ini akan lebih besar bila mereka mengusung kebaruan, yang ada sekarang tidak semua partai baru mengusung kebaruan, tetapi nebeng ketenaran Jokowi atau ketenaran cara-cara parpol lainnya,” kata Hendri kepada Monitorday.com, Kamis (22/2/2018).

Menurut Hendri, partai baru bisa mengambil keuntungan dari partai besar yang terkena isu-isu sensitif, isu korupsi misalnya. Ia mencontohkan, keuntungan ini pernah didapat Partai Nasdem pada saat kader-kader Partai Demokrat terjerat kasus korupsi.

Salah satu manuver partai baru untuk menggaet pemilih adalah mengusung tema “partainya anak muda”. Di antara partai baru yang mengusung tema ini adalah Partai Solidaritas Indonesia dan Partai Garuda. Tema tersbut diharapkan dapat memberi kesan wajah baru dunia politik nasional.

Namun, Hendri tak yakin citra partai anak muda dapat melejitkan suara. “Belum tentu bisa, sebab anak muda cenderung melihat hal yang berbeda dan banyak partai yang sudah kuat saat ini mencoba melakukan pendekatan berbeda,” katanya.

Handri menyarankan partai-partai baru harus berani menyurakan calon presiden baru. Dari berbagai survei politik belakangan ini, nama Jokowi dan Prabowo masih menempati posisi atas dalam kontestasi Pilpres di 2019.

“Bukan cuma nebeng ketenaran Jokowi walaupun nebeng tenar juga merupakan strategi yang baik,” kata Hendri. Tentu bukan manuver mudah, peraturan Presidential Treshold dan dominasi politik parpol besar bisa jadi ombak besar bagi partai baru agar tetap mulus berlayar di kancah politik nasional.

“Betul tapi seharusnya berani manuver untuk hal baru,” kata Hendri.

[SA/San]